RAGAM INFORMASI

TENTANG DUNIA PERSAPIAN

Ciri Bibit Sapi Bali Yang Bisa Menghasilkan Margin Keuntungan Cukup Besar

Bangsa sapi atau biasa disebut “breed’ adalah sekumpulan ternak yang memiliki karakteristik yang sama, untuk membedakan dengan ternak lainnya, meskipun masih dalam jenis hewan yang sama. Sebagai contoh adalah Sapi Bali yang karateristiknya berbeda dengan sapi jenis lainnya. Diberi nama Sapi Bali karena memang mayoritas populasi bangsa sapi ini terdapat di pulau bali.

Sapi bali dikenal juga dengan nama Balinese cow, nama ilmiahnya adalah  Bos sondaicus. Kadang disebut juga dengan nama Bibos javanicus, meski sapi bali bukan satu subgenus dengan bangsa sapi Bos taurus atau Bos indicus. Sapi Bali adalah sapi asli Indonesia, yang merupakan keturunan asli banteng liar (Bibos banteng) dan telah dijinakkan sejak jaman prasejarah 3500 SM. Itu sebabnya, bentuk dan sifatnya sama dengan banteng.

Sapi bali sudah dipelihara secara turun menurun oleh masyarakat petani Bali untuk membajak sawah dan tegalan, serta menghasilkan pupuk kandang yang berguna untuk mengembalikan kesuburan tanah pertanian dan pada saat ini juga sebagai komoditas usaha. 

Dilihat dari karkas dan bentuk badannya, sapi bali digolongkan sapi pedaging yang ideal, bahkan mutu dagingnya lebih unggul daripada sapi pedaging Eropa seperti Hereford, Shortorn. Sapi Bali dianggap sebagai  ternak terbaik untuk dipelihara pada iklim tropik yang lembab. Sapi bali juga memiliki  ciri-ciri fisik yang seragam, dan hanya mengalami perubahan kecil dibandingkan dengan leluhur liarnya (Banteng).

Kemampuan reproduksi sapi bali adalah terbaik di antara sapi-sapi lokal di Indonesia, karena sapi bali bisa beranak setiap tahun.  Dengan manajemen yang baik penambahan berat badan harian bisa mencapai 0,7 kg per hari. Keunggulan yang lain bahwa sapi bali mudah beradaptasi dengan lingkungan yang baru, sehingga sering disebut ternak perintis.

Keuntungan dalam usaha ternak sapi Bali ditentukan mulai dari pemilihan bibit yang berkualitas, idealnya telah berusia sekitar 2-3 tahun. Untuk mengetahui bibit sapi bali yang bisa menghasilkan margin keuntungan yang cukup besar, kenali dari ciri-cirinya  berikut:

  • Bibit Sapi Bali yang sehat memiliki bentuk tubuh yang proporsional, rangka tubuh tampak lebar dan kokoh (tidak tipis).
  • Tidak memiliki cacat tubuh yang bersifat bawaan atau keturunan.
  • Memiliki kulit dan bulu yang bersih, tidak terdapat parasit, dan tanda-tanda kerontokan.
  • Kondisi mata bersinar dan responsif terhadap lingkungan sekitar.
  • Memiliki tubuh yang panjang, dengan tinggi tubuh bagian depan dan belakang yang relatif sama.
  • Memiliki dada yang lebar. Bakalan sapi potong yang baik pada umumnya memiliki dada yang lebar (tidak sempit), sehingga pertambahan daging selama proses penggemukan pada bagian ini dapat maksimal.
  • Memiliki perut yang kecil, serta bagian bokong yang lebar. Bibit Sapi Bali dengan perut besar (buncit) dapat mengindikasikan bahwa sapi tersebut terserang gejala cacingan. Selain itu, perut bakalan sapi yang terlalu besar juga biasanya dapat memengaruhi jumlah karkas yang dihasilkan, karena konsentrasi pertambahan bobot badan banyak terserap ke bagian perut, sehingga mengurangi proses pertambahan daging ke bagian lainnya. Artinya, tujuan untuk mendapatkan margin keuntungan yang cukup besar tidak akan tercapai.
  • Kaki kokoh dengan tulang kaki yang besar. Kaki yang kokoh sangat penting bagi bakalan sapi potong, hal ini berguna untuk menopang bobot tubuh seiring pertambahan berat badan sapi selama proses penggemukan.
  • Bentuk kaki normal (tidak membentuk X ataupun O), lurus, dan sejajar.
  • Tidak terlalu kurus dan gemuk. Bakalan sapi yang dengan postur badan terlalu kurus biasanya membutuhkan waktu lebih lama untuk digemukan. Selain itu, bakalan sapi yang terlalu kurus kemungkinan juga menderita penyakit cacingan atau pernah memakan sesuatu yang tidak seharusnya, seperti sampah plastik atau karet. Sebaliknya, bakalan yang terlalu gemuk juga kurang ideal untuk digemukan karena pertambahan bobot hariannya tidak sebanyak bakalan sapi yang posturnya ideal.
  • Warna sapi betina dan anak atau muda biasanya coklat muda dengan garis hitam tipis terdapat di sepanjang tengah punggung. Warna sapi jantan adalah coklat ketika muda tetapi kemudian warna ini berubah agak gelap pada umur 12-18 bulan sampai mendekati hitam pada saat dewasa, kecuali sapi jantan yang dikastrasi akan tetap berwarna coklat. Pada kedua jenis kelamin terdapat warna putih pada bagian belakang paha (pantat), bagian bawah (perut), keempat kaki bawah (white stocking) sampai di atas kuku, bagian dalam telinga, dan pada pinggiran bibir atas.

 

Di samping pola warna yang umum dan standar, pada sapi bali juga ditemukan beberapa pola warna yang menyimpang seperti:

  • Sapi injin adalah sapi bali yang warna bulu tubuhnya hitam sejak kecil, warna bulu telinga bagian dalam juga hitam, pada yang jantan sekalipun dikebiri tidak terjadi perubahan warna.
  • Sapi mores adalah sapi bali yang semestinya pada bagian bawah tubuh berwarna putih tetapi ada warna hitam atau merah pada bagian bawah tersebut.
  • Sapi tutul adalah sapi bali yang bertutul-tutul putih pada bagian tubuhnya.
  • Sapi bang adalah sapi bali yang kaos putih pada kakinya berwarna merah.
  • Sapi panjut adalah sapi bali yang ujung ekornya berwarna putih.
  • Sapi cundang adalah sapi bali yang di dahinya berwarna putih.

Itulah beberapa ciri bibit Sapi Bali untuk mendapatkan margin keuntungan yang cukup besar. Namun, bibit Sapi Bali sehat dan berkualitas saja tidak cukup untuk usaha penggemukan sapi potong. Sapi bakalan berkualitas perlu ditunjang juga dengan perawatan dan pakan yang berkualitas, sehingga sapi yang dihasilkan dapat sesuai dengan target pemeliharaan.

Miliki Tubuh bak Binaragawan, Apa Keistimewaan Sapi Belgian Blue?

Asal-muasal serta keistimewaan Sapi Belgian Blue belum banyak terdengar gaungnya di Tanah Air. Usia kedatangan jenis sapi superior asal Belgia ini ke Indonesia, memang baru menginjak delapan tahun. Sehingga, potensinya masih asing bagi kalangan awam. Baca selengkapnya...

Sapi Dapat Hidup Hingga Usia Berapa Tahun?

Sapi perah adalah jenis sapi yang dikembangbiakkan secara khusus karena kemampuannya dalam menghasilkan susu dalam jumlah besar. Pada umumnya, sapi perah termasuk dalam spesies Bos taurus. Pada awalnya, manusia tidak membedakan sapi penghasil susu dengan sapi potong. Apapun jenisnya, seekor sapi dapat digunakan untuk menghasilkan susu (sapi betina) maupun daging (umumnya sapi jantan). Baca selengkapnya...

Cara Menjinakkan Sapi

Kegiatan menunggang sapi atau gerobak sapi di Desa Bengking menjadi salah satu cara memanfaatkan potensi pertanian dan pariwisata daerah. Pendapatannya memang cukup menggiurkan. Tarif menunggangi sapi senilai Rp50.000 per orang. Sedangkan tarif gerobak sapi ukuran besar senilai Rp250.0000. Gerobak besar bisa ditumpangi 10-12 orang dewasa atau 15-20 anak-anak. Menurut keterangan salah satu peternak sapi di Desa Bengking, yaitu Yanto alias Mas Petruk, untuk dapat menggunakan sapi sebagai hewan… Baca selengkapnya...

Rahasia Merawat Sapi Perah agar Menghasilkan Susu Murni Kualitas Terbaik

Sapi, walaupun jenisnya sama, ternyata bisa menghasilkan susu murni dengan kualitas yang berbeda beda. Ada yang menghasilkan susu kualitas nomor satu, sementara yang lain menghasillkan susu sapi dengan kualitas standar saja. Kualitas susu sapi tak melulu bergantung pada jenis sapi perahnya saja melainkan juga bagaimana cara merawatnya. Baca selengkapnya...