RAGAM INFORMASI

TENTANG DUNIA PERSAPIAN

Harga Daging Sapi Hari Ini Naik lagi, Saatnya Memulai Usaha Ternak Sapi PO?

Harga daging sapi hari ini naik lagi, padahal Pemerintah terus berupaya menekannya. Presiden Joko Widodo menilai tingginya harga daging sapi sangat memberatkan masyarakat, terutama rakyat kecil. Oleh sebab itu Pemerintah aktif menggelar operasi pasar di sejumlah wilayah ibukota dan wilayah-wilayah lain di Indonesia.

Selain operasi pasar murah, harga daging sapi juga dapat turun dengan meratanya permintaan masyarakat akan ke-5 jenis olahan sapi. Pertama, daging olahan industri seperti daging giling dan dadu. Kemudian, ada daging variasi (seperti lidah, bibir, buntut dan daging kepala). Ada juga daging berkualitas sangat baik (prime cut) alias daging steak. Terakhir, daging kualitas sedang-baik (secondary cut) inilah yang terus diupayakan Presiden agar harganya mendekati Rp 80.000.

Harga daging sapi hari ini sebenarnya adalah peluang  untuk memulai usaha sapi. Tapi yang membuat bingung adalah sapi apa yang harus dipelihara, mengingat ada banyak sekali jenis sapi yang dijual di pasar hewan. Salah satu yang diunggulkan para peternak adalah sapi Peranakan Ongole (sapi PO), atau sering disebut sebagai Sapi Lokal atau Sapi Jawa atau Sapi Putih. Baca selengkapnya di: “Perjalanan Sapi Ongole, Sumba Ongole (SO), Hingga Peranakan Ongole (PO)

Akan tetapi, benarkah Sapi PO adalah sapi pedaging yang paling potensial? Sebuah penelitian kemudian  dilakukan oleh  Departemen Ilmu Produksi dan Teknologi Ternak, Fakultas Peternakan, Institut Pertanian Bogor (IPTP Fapet IPB).

Tim yang terdiri dari  A. M. Fuah, R Priyanto, H Nuraini, dan B W Putra, melakukan penelitian terhadap perkembangan kerangka tubuh sapi pada fase dewasa kelamin pada 240 ekor sapi yang ada yang terdiri dari sapi PO dan Madura yang diambil dari LOLIT Grati, sapi Pasundan dari BPPT, Sapi Potong Ciamis dan Sapi Brahman dari BPTU Sembawa, Sumatera Selatan dengan rentan umur masing-masing dari lahir hingga sebelum sapih, lepas sapih hingga dewasa kelamin dan dewasa kelamin hingga dewasa tubuh.

Penelitian tersebut dilakukan dengan pengambilan gambar menggunakan kemera DSLR (Digital Single Lens Reflex) dengan resolusi 18 MP, untuk mengevaluasi pola tumbuh kembang berdasarkan ukuran linier kerangka tubuh pada fase pertumbuhan menggunakan metode citra digital.

Standing gauge atau meteran berdiri sebagai pemberi skala yang terstandar untuk acuan analisis pengukuran citra digital pada sapi peranakan ongole (PO), sapi Brahman, dan sapi Madura dengan berbagai tingkat umur yang berbeda.

Kemudian dilakukan pengukuran terhadap ukuran morfometrik dengan menggunakan metode Schmidt-Nielsen. Pengukuran morfometrik yang diamati tim ini adalah cervicalis vertebrae, thoraxic vertebrae, lumbar vertebrae, sacral vertebrae, scapulla, humerus, radius ulna, metacarpus, femur, tibia fibula, metatarsus, panjang badan, tinggi badan, dalam dada dan tinggi hip, panjang total, jarak kaki, lebar badan, lebar total. Selanjutnya parameter dianalisis dengan menggunakan software ImageJ.

Hasil penelitiannya menunjukkan bahwa bangsa sapi dan pada rentang umur tertentu berpengaruh terhadap sebagian besar ukuran kerangka tubuh yang diamati meliputi tulang belakang, tungkai depan, tungkai belakang dan ukuran kerangka tubuh secara umum.

Pengaruh bangsa tampak nyata pada spesifikasi umur tertentu.

Pada kategori umur pra sapih, sapi Brahman memiliki ukuran yang lebih panjang untuk jenis tulang scapula, humerus, dan radius-ulna rata-rata sebesar 12,00;  9,04 dan 4,18 cm jika dibandingkan dengan sapi PO dan Madura.

Pada kategori umur LS (Lepas sapih), sapi Brahman memiliki ukuran tulang humerus lebih panjang dibandingkan sapi PO dan Madura dengan selisih sebesar 4,07 dan 3,64 cm. Pada kategori umur dewasa kelamin, sapi Brahman memiliki ukuran tulang scapula, humerus, dan metacarpus yang lebih besar dibandingkan kedua bangsa sapi lainnya, sementara tulang radius-ulna pada sapi PO lebih besar dibandingkan kedua bangsa sapi lainnya.

Dominannya ukuran tulang yang lebih panjang pada sapi Brahman, memungkinkan sapi Brahman memproduksi daging lebih banyak. Hal ini dikarenakan salah satu fungsi kerangka/tulang adalah lokasi bertautnya jaringan otot, sehingga sapi Brahman lebih mengarah kepada tipe pedaging.

Ukuran tubuh ternak dapat berbeda antara satu sama lain yang kemungkinan adanya perbedaan keragaman yang disebabkan potensi genetik, lokasi asal, sistem pemeliharaan dan perkawinan yang diterapkan di daerah tersebut.

 

Kesimpulan:

Sapi Brahman memiliki kerangka tubuh yang relatif lebih besar dibandingkan sapi PO dan kerangka tubuh sapi PO lebih besar daripada sapi Madura, sehingga sapi Brahman merupakan sapi daging yang potensial (tipe pedaging) dibandingkan dengan sapi PO dan sapi Madura.

Sederet Kesulitan Budidaya Sapi Belgian Blue di Indonesia

Mari membahas soal kesulitan budidaya Sapi Belgian Blue di Indonesia, yang terus menemui hal-hal baru. Alih-alih menciptakan rumpun sapi lokal unggulan sesuai harapan pemerintah, pengembangan sapi berotot ganda atau double muscle justru menuai banyak masalah. Terdapat kekhawatiran penyebarannya berpotensi merusak kelestarian sapi-sapi lokal. Baca selengkapnya...

Perbedaan Sapi Perah Biasa Dengan Jenis A2?

Belum lama ini telah ditemukan jenis sapi baru, dinamakan dengan sapi A2. Kelebihan dari sapi perah ini dibandingkan dengan jenis yang biasa adalah, bisa menghasilkan susu yang tidak menyebabkan gangguan pencernaan, utamanya bagi mereka yang memiliki alergi terhadap susu sapi. Baca selengkapnya...

Mengenali Penyakit Dan Gangguan Reproduksi Sapi Via Aplikasi Android

Para peneliti dari Balai Besar Penelitian Veteriner, telah mengembangkan sebuah aplikasi android untuk membantu para peternak sapi yang ingin mengetahui penyakit dan gangguan reproduksi pada ternaknya. Aplikasi ini diberi nama TAKESI, singkatan dari Teknologi Android Kesehatan Sapi ini, terdiri dari empat fitur, yaitu penyakit dan gangguan reproduksi pada sapi indukan, penyakit dan gangguan pada anak sapi, manajemen kesehatan sapi dan kontak ahli. Baca selengkapnya...

Harga Sapi Perah Dan Cerita Tentang Keju Mozarella Khas Malang

Untuk membuka usaha peternakan sapi perah, sebaiknya menggunakan Sapi Friesian Holstein. Sapi asli Belanda ini memang dikenal sebagai ternak sapi yang paling produktif karena mampu menghasilkan susu yang jumlahnya lebih banyak dibandingkan dengan sapi perah jenis lainnya. Itu sebabnya banyak orang mencari informasi mengenai harga sapi perah Friesian Holstein terkini. Baca selengkapnya...