RAGAM INFORMASI

TENTANG DUNIA PERSAPIAN

Persiapan Usaha Penggemukan Sapi Hingga Kendala Yang Akan Dihadapi

Penggemukan sapi potong adalah salah satu bentuk usaha yang banyak diminati masyarakat, utamanya yang berada di pedesaaan. Usaha penggemukan sapi,  pada dasarnya adalah sebuah cara mendapatkan pertambahan bobot untuk menghasilkan keuntungan.  Agar bisa maksimal, selain pertambahan bobot maka pelaku usaha penggemukan sapi juga harus bisa meningkatkan  kualitas daging. Juga mendapatkan pendapatan lain, misalnya dari penjualan pupuk  yang berasal dari pengolahan kotoran ternak.

Ada beberapa hal pokok yang perlu disiapkan dan mendapatkan perhatian dari peternak yang melakukan  usaha penggemukan sapi potong, antara lain:

 

1. Pemilihan bibit/bakalan

Kemampuan memilih bibit (bakalan) sangat menentukan keuntungan  usaha penggemukan sapi potong. Yang harus diperhatikan adalah memilih  jenis sapi  yang mudah dirawat, cepat gemuk dan mudah beranak, contohnya adalah sapi lokal  seperti sapi Bali, Peranakan Onggole (PO) dan sapi Madura.

Untuk pertumbuhan lebih cepat, pilihlah sapi jantan yang masih muda (umur 1 – 2,5 tahun). Khusus untuk untuk penggemukan sapi Bali sebaiknya digunakan sapi yang berumur 1,5 – 2,5 tahun.

Sedangkan untuk kondisi fisiknya, selain harus sehat, sebaiknya pilih sapi yang tidak terlalu kurus, dengan bentuk kepala, tanduk dan kaki kelihatan besar (khusus sapi Bali) tidak kecil seperti kepala rusa. Badan panjang, bulat, dari samping tampak berbentuk segi empat. Dada depan lebar, dalam, dan menonjol ke depan. Kepala pendek dan mulut lebar. Bulu mengkilat dan tidak kaku. Kaki kuat, leher dan bahu lebar. Berpenampilan tenang. Dan tidak boleh cacat.

 

2. Cara Menggemukkan sapi  

Ada beberapa faktor yang sangat mempengaruhi usaha penggemukan sapi potong  yaitu cara  pemberian pakan (biasa disebut sebagai ransum), luas lahan yang tersedia, umur dan kondisi sapi yang akan digemukkan, serta lama penggemukan.

Di Indonesia, penggemukan sapi  umumnya menggunakan sistem kereman, yaitu sapi akan selalu berada dalam kandang dan tidak digembalakan. Sapi hanya dikeluarkan sewaktu-waktu yaitu pada saat membersihkan kandang. Semua kebutuhan ternak, baik berupa pakan berupa campuran rumput, leguminosa dan makanan penguat dan air minum harus disediakan oleh peternak secara tak terbatas.

Cara ini tergolong efektif karena selain sapi cepat gemuk, peternak juga mendapatkan keuntungan dari kotoran ternak atau pupuk kandang yang dihasilkan.

Sapi juga tidak bolah  dimanfaatkan tenaganya,  agar makanan yang dikonsumsi sepenuhnya diubah menjadi daging dan lemak sehingga pertumbuhan bobot badan meningkat secara cepat. Lama penggemukan dengan sistem kereman berkisar antara 4  hingga 10 bulan. Hal ini tergantung dari kondisi awal dan bobot sapi yang digemukkan.

 

3. Pakan Sapi Penggemukan

Pakan yang diberikan harus cukup mengandung zat gizi yang diperlukan, harus disukai ternak dan tidak mengandung unsur yang membahayakan  (misalnya embun pagi hari yang dapat menyebabkan sakit kembung/kejang perut pada ternak).

Jenis Pakan Ternak yang diberikan pada sapi penggemukan  terdiri dari 2 jenis yaitu Pakan Hijauan  dan pakan Pakan Penguat (Konsentrat). Pakan hijauan adalah pakan utama,  berupa  rumput, leguminosa dan hasil sampingan tanaman pertanian.

Contoh rumput (yang dapat dibudidayakan) adalah rumput gajah, rumput raja, rumput setaria, rumput mexico dan lain-lain. Sedangkan contoh leguminosa (kacang-kacangan) adalah  centro, siratro, lamtoro/petai cina dan gamal). Kemudian untuk pakan hijauan yang berasal dari hasil sampingan tanaman pertanian,  adalah  brangkasan kacang tanah, kacang kedele, pucuk jagung muda dan lain-lain.

Sedangkan yang dusebut sebagai Pakan Penguat (Konsentrat) adalah  campuran dari beberapa bahan pakan untuk melengkapi kekurangan gizi dari hijauan pakan ternak. Contohnya antara lain : dedak padi, bungkil kelapa, jagung giling, bungkil kacang tanah, ampas tahu, ampas kecap, dan lain-lain.  

Komposisi  bahan pakan konsentrat yang diberikan pada ternak sangat tergantung kepada harga dan ketersediaan bahan pakan di sekitar lokasi usaha penggemukan ternak sapi.

Pemberian Pakan pada penggemukan sapi diarahkan untuk mencapai pertambahan bobot badan yang setinggi-tingginya dalam waktu relatif singkat. Untuk Pakan hijauan diberikan pada sapi sebanyak 10 – 12 % . Sedangkan pakan konsentrat 1 – 2 % dari bobot badan ternak.

Pemberian pakan hijauan dapat dilakukan 3 kali sehari yakni pada pukul 08.00 pagi, 12.00 siang dan pukul 17.00 sore hari, sedangkan pakan konsentrat diberikan pagi hari sebelum pemberian hijauan. Cara penyajiannya harus dicincang pendek-pendek agar lebih mudah dikonsumsi. Kemudian hasil cincangan rumput dibagi menjadi 6 bagian (untuk pagi 1 bagian, siang 2 bagian, dan sore sebanyak 3 bagian).

Jangan lupa menyediakan air minum untuk sapi sebanyak 20 – 40 liter/ekor/hari. Akan lebih baik jika diberikan secara ad libitum (tidak terbatas).

 

4. Kandang Sapi Penggemukan

Peternak wajib menyediakan kandang sebagai  tempat bernaung terhadap cuaca dan untuk membatasi ruang gerak agar penimbunan daging dan lemak cepat terjadi serta pertambahan bobot badan lebih cepat.

Kandang yang baik harus dibangun terpisah dari rumah tinggal dengan jarak lebih dari 10 meter, lokasinya  lebih tinggi dari tanah sekitarnya (untuk menghindari genangan air pada saat musim penghujan), dibelakang kandang dibuatkan lobang untuk menampung kotoran ternak. Kemudian  ventilasi kandang cukup baik, dekat dengan sumber air. Untuk materialnya, gunakan bahan yang kuat.

 

5. Pengendalian Penyakit

Yang paling baik adalah menjaga kesehatan sapi agar tidak menanggung kerugian yang lebih besar. Tindakan pencegahan dapat dilakukan dengan cara: Menjaga kebersihan kandang beserta peralatannya (termasuk memandikan sapi), Memisahkan Sapi yang sakit sambil melakukan pengobatan, Mengusahakan lantai kandang selalu kering, dan memeriksa kesehatan sapi secara teratur dan melakukan vaksinasi.

 

6. Kendala Usaha Penggemukan Sapi

Beberapa masalah pada usaha penggemukan sapi potong:

  • Modalnya cukup besar, baik untuk membangun kandang ataupun untuk membeli sapi bakalan.
  • Saat ini sulit sekali mendapatkan bibit atau sapi bakalan berkualitas.
  • Walaupun bukan peluang usaha baru, jika hanya menjualnya sebagai sapi pedaging tidak bisa dapat untung karena hasil yang didapat tidak sebanding dengan biaya yang dikeluarkan, oleh sebab itu fokus juga untuk menjualnya sebagai sapi kurban
  • Kenaikan bobot badan sapi tidak optimal  karena pakan yang berkualitas harganya mahal
  • Sulitnya pemasaran sapi potong bagi peternak pemula, salah-salah modal habis karena pembeli yang berhutang.

 

 

Beberapa hal yang wajib jadi pertimbangan Sebelum Memulai Usaha Penggemukan sapi

  1. Jika belum berpengalaman, hindari menambah modal pembelian sapi bakalan melalui pinjaman bank.
  2. Beli bibit atau bakalan sapi yang memiliki data recording baik, atau dari peternak yang berpengalaman dan terpercaya.
  3. Pilih jenis sapi bibit atau bakalan yang sesuai dengan kondisi lingkungan kandang 
  4. Manfaatkan limbah pertanian dan perkebunan untuk efisiensi biaya pakan. 
  5. Memulai dari skala kecil untuk mencari pengalaman, misalnya dengan 2-4 ekor.
  6. Cari momen yang tepat untuk membeli bibit atau bakalan seperti saat menjelang hari raya Idul Fitri dimana banyak peternak menjual sapi untuk biaya merayakan Lebaran. Sapi pun bisa didapat dengan harga yang lebih murah. Sekitar 4 bulan kemudian ketika hari raya Idul Adha tiba, sapi yang telah dewasa dapat dijual kembali dengan harga berlipat. 
  7. Jangan lupa mengembangkan usaha dengan menyisihkan sebagian keuntungan yang didapat untuk membeli sapi lagi. 
  8. Mencatat setiap kegiatan, seperti jumlah pakan sapi yang diberikan dan peningkatan bobot dari bulan ke bulan. Kemudian pertambahan populasi, penjualan sapi, jumlah sapi yang sakit maupun mati, serta obat dan suplemen yang diberikan. Dan yang paling penting adalah pencatatan keuangan.
  9. Bergabung dengan kelompok peternak untuk mendapatkan kemudahan tambahan modal berbunga rendah, memperoleh kredit dari bank, serta sarana berbagi pengetahuan dan pengalaman.

Demikian informasi tentang penggemukan sapi, walaupun bukan peluang usaha baru akan tetapi masih menjanjikan keuntungan yang cukup besar.

Rahasia Merawat Sapi Perah agar Menghasilkan Susu Murni Kualitas Terbaik

Sapi, walaupun jenisnya sama, ternyata bisa menghasilkan susu murni dengan kualitas yang berbeda beda. Ada yang menghasilkan susu kualitas nomor satu, sementara yang lain menghasillkan susu sapi dengan kualitas standar saja. Kualitas susu sapi tak melulu bergantung pada jenis sapi perahnya saja melainkan juga bagaimana cara merawatnya. Baca selengkapnya...

Gejala Dan Penanganan Broyong (Prolapsus Uteri) Pada Sapi

Gangguan reproduksi yang umum terjadi pada sapi diantaranya prolapsus uteri (Broyong) yang sering terjadi pada umur kebuntingan tua. Apabila gangguan reproduksi ini tidak dapat tertangani maka dapat menyebabkan kerugian ekonomi pada usaha peternakan. Baca selengkapnya...

Perbandingan Harga Sapi Limosin dan Simental, Mana Yang Lebih Mahal?

Di Indonesia ada 2 jenis sapi yang sangat populer karena performa dan bobotnya yaitu sapi Simental dan sapi Limosin. Tampilan kedua jenis sapi ini memang terlihat lebih gempal dan bongsor jika dibandingkan dengan sapi lokal, sehingga ‘menggoda’ mata para pedagang daging dan pemburu hewan kurban. Baca selengkapnya...

Mengenal Sapi Simental yang Jadi Primadona di Indonesia

Sapi Simental – Di Indonesia terdapat banyak macam sapi yang dibudidayakan. Baik untuk sapi pedaging atau sapi perah. Salah satu jenis sapi yang cukup terkenal di kalangan peternak adalah sapi Simental. Baca selengkapnya...

Membangun Kandang Sapi Sederhana Untuk Peternak Pemula

Jika Anda ingin memulai bisnis peternakan sapi, hal pertama yang harus disiapkan adalah kandang yang sesuai dengan jenis ternak dan anggarannya. Kandang untuk jenis sapi potong berbeda dengan kandang untuk sapi perah. Sedangkan anggaran biaya untuk pembuatan kandang sangat tergantung pada jenis materialnya. Baca selengkapnya...
  • Bali Cattle National Asset that Needs to be Preserved

    The government needs to increase the population and productivity of Bali cattle, a national asset other countries do not have, an expert has said. The Bogor Agricultural Institute’s (IPB) animal husbandry professor Ronny Rachman Noor said on Thursday that Bali cattle had often been undervalued by the government because they were local livestock.