Prof. Dr. Ir. I Wayan Mathius MSc., Doktor Program Pascasarjana Institut Pertanian Bogor

Beliau adalah alumnus SMA Katholik Surya di Atambua, Nusa Tenggara Timur, lulus pada tahun 1969. Tahun 1975 menyelesaikan pendidikan Sarjana Muda dalam bidang Produksi Peternakan pada Universitas Nusa Cendana Kupang, NTT dan Program S1 (1979) di Universitas Udayana Bali dalam bidang yang sama.

Pada  tahun 1987 mendapat gelar MSc dari Departement of Animal Science, Oregon State University, Corvallis-USA. Gelar Doktor diperoleh pada tahun 1996 dari Program Pascasarjana Institut Pertanian Bogor. Sedangkan pendidikan non-formal yang pernah diikuti adalah:

  1. “Ruminant Physiology”, Udayana University - A.A.U.S., Denpasar, Bali, INDONESIA (1980)
  2. "Research Methodologies in Sociology", AARD. Bogor, INDONESIA (1990).

Sejak 1979 hingga 2016 bekerja sebagai peneliti dan menekuni bidang Nutrisi Ternak Ruminansia pada Balai Penelitian Ternak, Litbang Pertanian.

Jabatan fungsional dimulai  dengan jenjang Ajun Peneliti Muda pada tahun 1984, Peneliti Muda  pada 1986, Peneliti Madya 1990, Ahli Peneliti Madya 1994 dan Ahli Peneliti Utama pada tahun 1998. Selama berkarya sebagai peneliti, telah  menghasilkan lebih dari 160 karya ilmiah  primer, tinjauan ilmiah, semi popular, bagian dari buku dan buku.

Selain sebagai peneliti, juga aktif sebagai penyunting pada beberapa Seminar Nasional Peternakan dan Veteriner, mengajar pada beberapa pelatihan dalam lingkup Departemen Pertanian dan membimbing serta menguji mahasiswa S1, S2 dan S3 dari Univ. Diponegoro, universitas Gajah Mada dan Institut Pertanian Bogor.

Beliau adalah anggota Tim Evaluasi Proposal Penelitian Agricultural Research Management Project (ARMP), Badan Litbang Pertanian, serta aktif memberi pelatihan-pelatihan dibidang peternakan dan pembicara undangan pada berbagai pertemuan.

Selama bekerja di Balai Penelitian Ternak, pernah menjabat sebagai :

1988-1990 Ketua Program Ruminansia Kecil, Balai Penelitian Ternak
1995-1998 Koordinator Penelitian Balai Penelitian Ternak
1999-2005 Ketua Kelompok Peneliti Nutrisi Balai Penelitian Ternak dan Anggota Redaksi Warta Litbang Pertanian
1999-2011 Ketua Panitia Penilai Jabatan Peneliti, pada Puslitbang Peternakan
2001-2011 Ketua Jurnal Ilmu Ternak dan Veteriner, pada Puslitbang Peternakan
2008-2016 Anggota Dewan Redaksi, Indonesian Journal of Agriculture, Litbang Pertanian, Kementrian Pertanian
2008-2012 Koordinator Program Penelitian dan Ketua Komisi Penelitian, Balai Penelitian Ternak
2008-saat ini Aktif pada beberapa kegiatan pengembangan peternakan sapi yang terintegrasi di beberapa daerah seperti di Kalimantan dan Sumatera.

PENGHARGAAN:

  • Ketahanan Pangan Tahun 2005 dari Presiden Republik Indonesia.

Obat Sakit Mata Yang Ampuh Untuk Sakit Mata Merah dan Bengkak Pada Sapi

Banyak peternak mencari informasi tentang obat sakit mata yang ampuh untuk sapi peliharaan mereka yang terkena penyakit tersebut. Namun tidak semua jenis penyakit mata bisa disembuhkan dengan obat yang sama. Maka dari itu peternak sapi harus mempelajari gejala-gejala yang tampak, sehingga tidak terjadi kesalahan pada saat memberikan obatnya. Salah satu penyakit mata yang umum menyerang sapi adalah Pink Eye. Baca selengkapnya...

Rawatlah Pedet Sapi Perah Dengan Memberikan Vitamin B Kompleks Yang Bagus Untuk Pertumbuhannya

Sama seperti manusia, sapi mulai dari pedet hingga dewasa juga memerlukan vitamin untuk proses metabolisme tubuhnya. Ada berbagai jenis vitamin, salah satunya adalah Vitamin B Kompleks. Vitamin ini merupakan grup vitamin yang larut dalam air, terdiri dari vitamin: B1 (thiamine), B2 (riboflavin), B3 (niacin atau niacin amide), B5 (pantothenic acid), B6 (piridoksin), B7 (biotin), B9 (folic acid), dan B12 (cobalamins). Baca selengkapnya...

Hindari Memberi Pakan Secara Berlebihan Pada Sapi Bunting

Budidaya sapi bibit memang mengandalkan pedet sebagai hasil usaha, selain penambahan bobot pada induknya. Banyak hambatan dan kendala yang harus dihadapi, diantaranya, kekurangan nutrisi dan gangguan reproduksi. Seperti kesulitan melahirkan (distokia). Hal tersebut bisa terjadi salah satunya karena perkawinan yang belum cukup umur. Baca selengkapnya...