DIKLAT WIRAUSAHA TERNAK AYAM

Belajar Mengenali Kelebihan dan Kekurangan Berbagai Jenis Ternak Ayam, Berikut Teknis Budidaya Dan Cara Pemasarannya.

Ngapain ikut pendidikan dan pelatihan ternak ayam ?. Mending uangnya dijadikan modal dan langsung aja beternak sambil belajar, gampang kok". Demikian kalimat yang selalu muncul, jika peternak diminta komentarnya tentang Program Pendidikan dan Pelatihan tentang cara beternak ayam. Tapi coba tanyakan, bagaimana perhitungan rugi laba usahanya?.

"Adalah untungnya walaupun ngga gede, namanya juga usaha sampingan", selalu begitu jawaban yang didapat bukan? Tak perlu heran jika keuntungannya pun dikesampingkan alias tidak signifikan. Padahal potensi jenis usaha ini sangatlah besar, karena permintaannya juga terus meningkat.

Penyebabnya, pola hidup sehat yang kini digandrungi masyarakat, menciptakan paradigma bahwa daging ayam jauh lebih sehat daripada daging sapi atau kambing. Demikian juga dengan nutrisinya, protein yang terkandung didalam daging ayam hampir sama dengan daging sapi, tapi dengan harga yang jauh lebih murah. Faktor lain yang paling menguntungkan adalah, hampir semua kalangan masyarakat menyukai daging ayam, terbukti dari banyaknya   usaha kuliner yang menggunakan daging ayam sebagai bahan baku utamanya.

Namun konon kabarnya, informasi diatas itu hanya menjadi "bunga tidur". Pada kenyataannya, pada pertengahan tahun 2017 yang lalu, ribuan peternak ayam mengaku mengalami kerugian hingga triliunan rupiah! (Trobos, 1 April 2017, “Rugi Rp 2,88 Triliun, Peternak Unggas Rakyat Serukan Petisi”).

Bahkan dikalangan peternak ayam rakyat, berlaku pemeo "Ayam Makan Ayam", alias keuntungan dari usaha ternak ayam habis untuk menutup biaya ternak ayam. Bahkan tidak sedikit yang meningkat menjadi: "Ayam Makan Rumah", alias menjual aset rumah untuk mempertahankan kelangsungan usaha budidaya ayam yang bertahun-tahun jadi sumber kehidupannya.

Harga pakan ayam yang terus meningkat, jatuhnya harga produk ternak ayam (ayam hidup, telur dan ayam pejantan) dikandang peternak hingga dibawah pokok produksi (HPP), serta tidak berjalannya regulasi yang dijanjikan pemerintah untuk menyelamatkan peternak unggas rakyat, ditengarai menjadi biang permasalahan pelik para peternak.

Lantas, apakah usaha ternak ayam ini masih prospek untuk dijalankan?

Jawabannya adalah “YA", dengan syarat, anda telah mengikuti Program Pendidikan dan Pelatihan Wirausaha yang merupakan hasil kolaborasi antara website duniasapi.com dengan Koperasi Pegawai Republik Indonesia - Balai Penelitian Ternak (KPRI-BALITNAK).

Duniasapi.com adalah salah satu pionir website profesional berbadan hukum (dibawah naungan PT. Rumpun Sejathi), yang dikelola bersama-sama oleh beberapa pelaku bisnis peternakan, tokoh peternakan, tenaga pendidik, dan pengurus komunitas peternak.

duniasapi menteri pertanianSitus ini berawal dari blog gratisan yang di-launching pada awal tahun 2005, dan langsung booming karena menjadi acuan para peternak yang selama ini memang sulit mengakses informasi tentang bidang usaha yang digelutinya. Hingga akhirnya diputuskan untuk mengoptimalkannya secara profesional.

Reborn dan relaunching duniasapi.com versi baru dilakukan pada event akbar "Indolivestock" tanggal 28 Juli tahun 2007, disaksikan langsung oleh Menteri Pertanian Republik Indonesia pada saat itu yaitu Bapak Ir. H. Suswono, MMA.

Sedangkan KPRI BALITNAK, adalah unit usaha yang didirikan dan dikelola oleh pegawai Balai Penelitian Ternak, untuk kepentingan para anggota khususnya, serta bermanfaat bagi kepentingan masyarakat umum.

Salah satu potensi yang ada di KPRI BALITNAK adalah para ahli ternak yang memiliki semangat dan idealisme untuk membangun dunia peternakan di Indonesia.

Dengan modal pengalaman serta sumber daya tersebut, kami bekerjasama merancang program diklat yang tidak hanya menarik dan mudah dicerna, namun juga sistematis, logis, benar dan ilmiah dan disesuaikan dengan kemampuan peserta. Menarik, karena kepada para peserta akan diberikan informasi seluas-luasnya mengenai manfaat usaha peternakan selain keuntungan finansial yang umum didapat.

Mudah dicerna, melalui materi yang telah disesuaikan dengan tingkat kemampuan para peserta. Sistematis artinya program disusun dalam suatu urutan teratur, sehingga para peserta memahami materi yang diberikan. Logis dan benar, materi yang diajarkan berlandaskan teori yang kuat, tidak menyimpang dari disiplin ilmu peternakan, serta dapat dipertanggungjawabkan secara ilmiah.

Materi Diklat terdiri dari:

1."Self Improvement"

Adalah persiapan mental dan karakter untuk menjadi seorang peternak ayam yang mandiri, tangguh dan berwawasan. Mandiri antara lain tidak selalu tergantung pada pasar umum, bahkan bisa menciptakan pasar sendiri. Tangguh maksudnya tidak cengeng, atau banyak menuntut kepada pihak lain pada saat menghadapi kesulitan yang menimpa usaha ternaknya. Dan berwawasan adalah selalu mengikuti perkembangan informasi tentang usaha ternak yang digelutinya.

Wirausaha ternak ayam, memang tergolong profesi yang membutuhkan kemauan dan kemampuan yang berbeda dengan bisnis lainnya, karena berhubungan erat dengan mahluk hidup yang sangat sensitif. Oleh sebab itu, agar dapat terus bertahan dan mampu mengembangkan usahanya, seorang wirausahawan ternak ayam wajib untuk selalu belajar dan meningkatkan kemampuan dirinya.

2.Gambaran Umum Tentang Wirausaha Ternak Ayam

Memberikan pengetahuan seluas-luasnya tentang kondisi terkini, potensi, tingkat persaingan, serta masa depan wirausaha ternak ayam, berdasarkan hasil penelitian para ahli. Termasuk informasi mengenai berbagai inovasi teknologi yang membantu mengoptimalkan keuntungan dari usaha ternak ayam yang akan dijalankan.

3.Panduan Memulai Usaha Ternak dan Teknis Budidaya Ayam Ras dan Ayam Buras

Pada sesi ini, kepada para peserta akan diarahkan untuk melakukan studi kelayakan sederhana, guna mengetahui potensi wilayah (market, sumber pakan) di lingkungan sekitar, kemudian pilihan jenis ternak yang menguntungkan untuk dibudidayakan, serta antisipasi masalah-masalah yang akan timbul di kemudian hari, dll.

Hasilnya dapat digunakan untuk memutuskan, apakah usaha ayam yang direncanakan layak untuk dikerjakan, ditunda atau dibatalkan. Dengan demikian, peserta tidak akan menghamburkan biaya, waktu dan tenaga untuk suatu hal yang sebenarnya tidak menguntungkan

Kemudian dilanjutkan dengan materi teknis budidaya, seperti mempersiapkan dan mengatur lahan, memilih tipe dan proses pembuatan kandang, memilih dan mempersiapkan bibit, pembuatan dan pemberian pakan, penanganan penyakit, cara panen, teknik pemasaran dan tata niaga, pengolahan limbah, dsb.

4.Materi khusus tentang Ayam Kampung

Ayam Kampung adalah istilah untuk salah satu jenis ternak unggas asli Indonesia. Jenis ayam ini tersebar di seluruh pelosok nusantara, berkat kemampuannya untuk beradaptasi pada segala lingkungan, serta tahan terhadap serangan berbagai penyakit.

Istilah Ayam Kampung, pada awalnya disematkan sebagai pembeda dengan ayam negeri, yaitu ayam hasil persilangan dari berbagai jenis ayam non lokal, untuk mendapatkan daya produktivitas yang lebih tinggi. Istilah ayam "negeri" kemudian diganti dengan ayam ras, dan ayam "kampung" dirubah menjadi ayam buras, singkatan dari "ayam bukan ras".

Istilah Ayam Buras digunakan setelah dilakukan program pengembangan, pemurnian, dan pemuliaan beberapa ayam lokal kualitas terbaik, untuk menghasilkan ras unggul ayam kampung.

Sejak dahulu, ayam kampung lebih disukai oleh para pencinta kuliner tradisional. Para ibu rumah tangga ataupun rumah makan yang menyajikan masakan Indonesia, lebih memilih menggunakan daging ayam kampung agar citarasa olahannya lebih otentik, karena lebih menyerap aneka bumbu dibandingkan dengan daging ayam ras.

Itu sebabnya permintaan akan ayam lokal terus meningkat, namun sayangnya tidak dibarengi dengan bertambahnya pasokan. Berdasarkan data Himpunan Peternak Unggas Lokal Indonesia (Himpuli), produksi ayam kampung baru sebesar 90 ribu ton atau 6% dari kebutuhan nasional. Padahal nilai pasar ayam kampung sangatlah tinggi, mencapai Rp 7 triliun per tahun.

Kurangnya pasokan dan tingginya harga ayam kampung, ternyata memicu terjadinya kecurangan di pasar-pasar tradisional. Modusnya, dengan meng-klaim ayam jenis lain sebagai ayam kampung, salah satunya adalah ayam Lingnan. Jenis ayam ini pertama kali masuk ke Indonesia pada 1990-an, usai Presiden Soeharto berkunjung ke China.

Kala itu, beliau diberikan cinderamata berupa bibit telur tetas ayam Lingnan yang kemudian diserahkan ke Dinas Peternakan untuk dikembangkan. Tak memerlukan waktu lama, ayam Lingnan mulai beredar di masyarakat Indonesia, khususnya masyarakat Purwakarta, Jawa Barat, dan dijual sebagai ayam kampung. Karena mengganggu pasar ayam kampung asli, Kementerian Pertanian melalui Direktorat Jenderal Peternakan telah melarang penggunaan label ayam kampung pada ayam Lingnan sejak tahun 2013.

Kasus seperti tersebut diatas ternyata tidak hanya pada daging Ayam Kampung, tapi juga pada produk telur Ayam Kampung. Besarnya kandungan nutrisi serta keunggulannya sebagai bahan baku utama pada pembuatan kue-kue tradisional seperti lapis legit atau lapis Surabaya, dimanfaatkan oleh "oknum" peternak dan pedagang dengan menjual telur ayam jenis lain yang diaku sebagai  ayam kampung.

Praktek seperti itu tidak dimungkinkan jika memakai telur ayam negeri. Disamping ukurannya lebih besar, warna coklat pada telur ayam negeri akan sulit untuk disamarkan jadi telur ayam kampung. Maka dipilihlah telur ayam arab, yang memang mendekati tampilan telur ayam kampung asli.

Ayam arab adalah ayam petelur asal Belgia yang lebih dikenal sebagai ayam jenis brakel kriel. Persebarannya di Indonesia sendiri berawal dari para Tenaga Kerja Indonesia (TKI) di Arab Saudi. Saat pulang ke tanah air, mereka membawa serta bibit ras ayam ini, dan dikembangkan di Indonesia dan disebut dengan nama ayam arab.

Secara fisik, telur ayam arab memang mirip dengan telur ayam kampung. Mulai dari ukuran sampai warna cangkang yang sama-sama putih. Padahal, kualitas dari telur ayam arab jauh berbeda dengan telur Ayam Kampung. Harga telur ayam arab juga lebih murah, karena biaya produksinya juga lebih rendah. Oleh karena itu, pada pedagang yang menjual telur ayam arab ini dengan label "telur ayam kampung" dapat dikategorikan sebagai penipu!

Kerugian akibat penipuan tersebut, tidak hanya diderita oleh konsumen melainkan juga peternak ayam kampung asli, karena pasarnya terganggu. Terlepas dari sisi kerugiannya, kondisi tersebut secara jelas menjadi bukti bahwa, kebutuhan akan daging dan telur ayam kampung asli sangatlah tinggi. Tapi mengapa tidak banyak wirausaha yang memilih ternak ayam kampung?

Konon khabarnya, jangka waktu pemeliharaan relatif lama menjadikan biaya yang diperlukan juga cukup besar. Masalah lain adalah sulitnya mendapatkan bibit unggul, kalaupun ada tingkat keseragaman pertumbuhan yang berbeda-beda. Hal itu tentu saja mempersulit prediksi keuntungannya dalam satu periode.

Memang begitulah kondisi sebenarnya, tapi hal itu tidak lagi terjadi setelah BALAI PENELITIAN TERNAK berhasil menciptakan inovasi yang bisa mengatasi berbagai persoalan pada budidaya ayam kampung tradisional. Simak info lengkapnya di sesi ini!

5.Analisis Finansial

Adalah teknik melihat kelayakan usaha dari sudut pandang peternak sebagai pemilik modal. Yang menjadi perhatian utama adalah segi cash-flow yaitu perbandingan antara hasil penerimaan atau penjualan kotor (gross-sales) dengan jumlah biaya-biaya (total cost), yang dinyatakan dengan nilai terkini. Tujuannya adalah untuk mengetahui apakah usaha tersebut layak dijalankan untuk mendapatkan keuntungan.

Materi ini seharusnya dikuasai oleh peternak. Namun pada kenyataannya, tidak banyak yang tau atau malah tidak mau tau karena terlalu yakin bahwa usaha ternak yang yang dijalankan sudah pasti menguntungkan.

6.Kunjungan Lapangan

Ada beberapa lokasi yang akan dikunjungi, yaitu: kandang penelitian dan kandang peternak. Tujuan utama dari kunjungan ini adalah sebagai pembuktian, bahwa informasi yang telah disampaikan pada sesi-sesi sebelumnya benar adanya. Tidak hanya sekedar teori, tapi sudah  diaplikasi di lapangan.

Pada kegiatan Field Trip tersebut, peserta diwajibkan melakukan pengamatan tentang flow bussines dan mengerjakan tugas-tugas yang diberikan narasumber sebagai bahan diskusi dan tanya jawab. Targetnya, agar para peserta mengetahui berbagai kegiatan yang sehari-hari dilakukan di peternakan.

TARGET PESERTA

  1. Para karyawan dan wirausahawan yang ingin alih profesi.
  2. Para pensiunan yang ingin memiliki usaha yang menyenangkan dan menguntungkan
  3. Para peternak ayam yang ingin meningkatkan pendapatan.

NARA SUMBER

Narasumber di pelatihan ini terdiri dari para ahli dan para profesional, yang tergabung dalam satu tim, dipimpin oleh Ir. Pius P. Ketaren, M.Sgr.Sc, PhD. Beliau adalah seorang Sarjana Peternakan Alumnus Institut Pertanian Bogor, melanjutkan di Department of Agriculture, University of Queensland, St. Lucia, Brisbane, Queensland, Australia, mendapat gelar Master of Agriculture Science (M. Agr. Sci). Sedangkan Philosophy Doctor (PhD),diambil di  Department of Biochemistry and Nutrition, Queensland University, University of New England, Armidale, Australia.

Pengalaman beliau cukup beragam, mulai dari Manajer Kartika Poultry Farm; Manager dan Konsultan Nutrisi Pembibitan Ayam PT. Hyline Indonesia (Hidon); Peneliti Nutrisi Unggas Balai Penelitian Ternak, dan Konsultan USAID, Proyek Penelitian Peternakan Unggas di Indonesia.

JADWAL

Tanggal
Hari
Jam  
Lokasi  
Alamat  

TIKET dapat dibeli di:

  1. TOKOPEDIA
  2. TRANSFER ke BANK CENTRAL ASIA

* Harga tiket sudah termasuk biaya untuk pembuatan sertifikat, diktat, alat praktek, dan konsumsi (makan siang + coffee break) untuk 3 hari, namun tidak termasuk biaya akomodasi dan transportasi dari atau menuju lokasi Diklat

Jika membutuhkan informasi lebih lanjut silahkan menghubungi kami melalui telpon/Whatsapp Messenger: 0811112227 (Abrianto)

Jenis Sapi Potong Indonesia yang Unggul & Berkualitas

Komunitas peternak sapi - Masih ingat konsep empat sehat lima sempurna? Program pemerintah ini mengharuskan tiap-tiap orang untuk mengonsumsi lebih dari satu jenis makanan dalam satu waktu. Yang mana terdiri dari makanan pokok, lauk pauk, sayur dan buah. Jangan lupakan susu yang menjadi nutrisi tambahan. Tubuh membutuhkan nutrisi baik dan seimbang supaya tetap sehat. Jadi konsumsi empat sehat lima sempurna menjadi pilihan paling tepat. Setiap makanan tentunya memiliki kandungan nutrisi… Baca selengkapnya...

Lumpy Skin Disease, Penyakit Yang Mulai Mengancam Peternak Sapi dan Kerbau di Indonesia

Lumpy Skin Disease (LSD) adalah penyakit infeksi kulit yang disebabkan oleh Lumpy Skin Disease Virus (LSDV). Virus ini umumnya menyerang hewan sapi dan kerbau. Belum ada laporan terkait kejadian LSD pada ruminansia lain seperti kambing dan domba. Kini kasus lumpy skin pada sapi dan kerbau sudah ditemukan di Indonesia. Tercatat ada 31 desa di Pulau Sumatera yang melaporkan kasus lumpy skin pada sapi dan kerbau ini. Diperlukan tindakan cepat agar penyakit infeksius tersebut tidak menyebar lebih… Baca selengkapnya...