RAGAM INFORMASI

TENTANG DUNIA PERSAPIAN

Membangun Kandang Sapi Sederhana Untuk Peternak Pemula

Jika Anda ingin memulai bisnis peternakan sapi, hal pertama yang harus disiapkan adalah kandang yang sesuai dengan jenis ternak dan anggarannya. Kandang untuk jenis sapi potong berbeda dengan kandang untuk sapi perah. Sedangkan anggaran biaya untuk pembuatan kandang sangat tergantung pada jenis materialnya.

Jika anda memilih untuk membuka usaha penggemukan sapi potong yang mayoritas berjenis kelamin jantan, maka anda harus menyiapkan kandang kuat yang  tahan terhadap perilaku sapi jantan yang lebih beringas dibanding sapi betina. Apalagi jika sapi-sapi  jantan tersebut diletakkan dalam satu kandang,  sudah pasti akan sering berkelahi yang dapat merusak bangunan kandang. Kebalikannya  jika anda membuka usaha peternakan sapi perah, dimana sebagian besar sapi yang dipelihara berjenis kelamin betina yang cenderung jinak dan lebih mudah diatur.

Namun, apapun jenis sapinya, syarat utama kandang sapi harus tahan terhadap benturan dan dorongan tubuh ternak, awet, serta tidak mudah rapuh.

 

Kandang Sapi Sederhana Dan Pilihan Jenis Materialnya

1.Rangka

Ada beberapa bahan yang bisa dipakai untuk rangka kandang.  Antara lain:

a.Bambu

Bambu adalah salah satu jenis tanaman yang sering digunakan dalam kehidupan sehari-hari, berupa kayu berbentuk silinder yang memiliki tekstur halus dan kuat. Biasanya bambu sering digunakan sebagai bahan untuk membuat kerangka bangunan yang harganya murah namun awet. Daya tahan bambu bisa mencapai lima tahun. Harga bambu per batang hanya sekitar belasan ribu rupiah saja. Namun, bahan bambu memiliki kelemahan, yaitu mudah diserang serangga. Akibatnya, bambu menjadi lapuk.

Karena itu, jika mengunakan bambu sebagai material untuk pembuatan kandang, sebaiknya pilih jenis bambu yang kuat seperti bambu apus,  atau biasa disebut juga dengan Bambu tali. Bambu apus merupakan jenis bambu yang tersebar luas di Indonesia dan Asia tropis. Nama-nama daerahnya, di antaranya, awi tali (Sd.); pring tali, pring apus, pring apĕs, dĕling apus, d. tangsul (Jw.); perrèng talè (Md.); tiying tali, tiying tlantan (Bl.), dan lain-lain. Dalam bahasa Inggris ia disebut string bamboo.

Bambu apus adalah jenis bambu yang terpenting dari segi ekonomi bagi masyarakat perdesaan di Jawa,dan juga di Indonesia. Bambu ini disukai untuk membuat berbagai keranjang dan barang anyaman rumah tangga, alat masak-memasak, alat penangkap ikan, furnitur, alat musik, tali temali, dan lain-lain. Bambu ini juga dimanfaatkan sebagai bahan material rumah: tiang, dinding, lantai, langit-langit, atap serta untuk konstruksi pelbagai bangunan lain termasuk kandang dan jembatan.

Selain  digunakan untuk konstruksi, Bambu apus juga digunakan  sebagai obat, seperti yang tercantum dalam lontar usada, yakni kitab pengobatan kuno dari Bali. Disebutkan bahwa akar dan buluh bambu apus dapat mengobati kencing manis dan meremajakan kulit.

 

b. Kayu Bulat

Kayu bulat adalah  jenis kayu yang  digunakan sebagai penguat rangka bambu pada konstruksi kandang sapi. Yang dimaksud kayu bulat adalah bagian dari pohon yang ditebang dan dipotong menjadi batang dengan ukuran diameter 50 (lima puluh) cm atau lebih.

Ada beberapa jenis kayu bulat yang sangat populer di Indonesia yaitu:

  • Agatis; Adalah jenis kayu terbaik untuk tiang pada perahu, untuk konstruksi yang terletak dibawah atap, keperluan pada perabotan rumah tangga, sebagai papan bingkai dan juga untuk peti-peti pengemas. Banyak terdapat di pulau Kalimantan serta pulau Sulawesi.
  • Jati; Banyak digunakan untuk bahan dok pada pelabuhan, bantalan pada rel, jembatan penghubung, kapal niaga tradisional, dan kapal perang tradisional. Juga pada struktur bangunan/rumah tradisional masyarakat Jawa, seperti di bangunan rumah joglo khas Jawa Tengah, pada tiang-tiang penyanggah, rangka yang di gunakan untuk atap, hingga pada dinding-dinding berukir. Kayu jenis jati banyak juga diolah untuk dijadikan mebel untuk taman, mebel untuk interior bangunan, kerajinan pahat/ukir, panel, dan juga anak tangga yang sangat berkelas. Daerah persebarannya adalah: Provinsi Jawa Timur, Provinsi Jawa Tengah, Pulau Selawesi, Provinsi NTB, dan juga Provinsi Lampung.
  • Meranti Merah; Lazimdipakai sebagai kayu pada konstruksi, seperti panil kayu untuk pembuatan dinding, pijakan pada loteng, untuk sekat pada ruangan, bahan baku mebel dan juga perabotan pada rumah tangga, bahan dasar mainan, pembuatan peti mati dan banyak lagi. Kayu jenis meranti merah-tua yang mempunyai berat lebih, biasa dipergunakan untuk bahan konstruksi bangunan berukuran sedang sampai yang cukup berat, balok, kasau, bahan kusen pintu serta jendela, bahan papan lantai, untuk geladak pada jembatan, serta untuk bahan baku membuat perahu. Lokasi Persebaran: wilayah pulau Sumatera dan kepulauan Maluku.
  • Keruing; Sangat baik untuk konstruksi menengah maupun berat di luar ruangan, seperti tiang saluran listrik atau saluran telepon, pilar, pagar pada rumah, sebagai bantalan rel jalur kereta api, dalam aktifitas pembuatan kapal, dan geladak dermaga. Keruing juga digunakan untuk keperluan interior seperti kusen pintu dan jendela, tiang penyanggah, tangga, dan panel kayu.  Daerah budidaya: wilayah pulau Kalimantan, pulau Sumatra, pulau Jawa dan kepulauan Nusa Tenggara.
  • Rasamala;  Kayunya kuat, biasa dipakai sebagai bahan utama untuk jembatan penghubung, bantalan pada rel kereta api, geladak/lantai, hingga bahan pembuat perahu. Daerah persebaran: di wilayah pulau Jawa dan pulau Sumatra

 

Kayu bulat rata-rata mampu bertahan hingga 10 tahun. Akan lebih awet jika bagian bawahnya diolesi oli dan solar. Namun, untuk mendapatkan sebatang kayu bulat, harganya cukup mahal.

 

2.Lantai

Lantai kandang bisa dibuat dari semen, kayu papan, atau bilah bambu. Hindari lantai berbahan tanah, karena dapat memicu pertumbuhan bibit penyakit dan mudah becek saat musim hujan. Bahan terbaik adalah adukan  semen. Selain kuat dan tahan lama, juga mudah dibersihkan. Idealnya, lantai kandang dibangun dengan kemiringan 15 derajat.  Tujuannya supaya kotoran dan urine mudah mengalir ke saluran pembuangan. Di samping itu, bentuk lantai miring memudahkan Anda dalam membersihkan kandang. Jika anggaran tidak mencukupi, lantai berbahan bambu pun bisa menjadi solusi. Buatlah bilahan bambu, lalu susun secara vertikal. Pastikan ada sela untuk pembuangan urine sapi.

 

3.Atap

Beberapa  jenis bahan atap yang dapat digunakan untuk kandang sapi, antara lain asbes, genting, daun rumbia, dan seng. Genting adalah jenis atap terbaik untuk kandang. Selain tahan lama, tidak panas ketika musim kemarau, dan mampu menghangatkan saat udara dingin. Namun, harga genting relatif mahal.

Jika menginginkan bahan murah dan awet, bisa memakai asbes. Keunggulan asbes, yaitu dapat memberikan kehangatan dalam kandang pada musim hujan. Sayangnya, asbes menimbulkan udara panas ketika musim kemarau dan kandang cenderung gelap karena menghalangi sinar matahari yang masuk ke kandang.   Solusinya, kombinasikan asbes dengan atap plastik gelombang. Kemudian, buatlah ventilasi di kandang. Kedua cara ini terbukti ampuh untuk membuat kandang menjadi lebih terang serta  mencegah udara panas masuk ke dalam kandang.

Satu lembar asbes,  ukurannya 80 cm x 180 cm. Dengan demikian untuk kandang berkapasitas 10 ekor sapi, dibutuhkan atap berukuran 40 meter persegi. Jika Anda menggunakan genting, berarti perlu 1.500 buah. Sementara asbes, hanya membutuhkan 39 lembar. Lebih murah bukan?

 

4. Penyekat

Pada  kandang yang menyatukan sapi potong jantan, perlu dibuatkan sekat untuk mencegah perkelahian antarternak, saling berebut pakan, dan memudahkan proses pembersihan. Bahan sekat yang ideal, terbuat dari campuran semen dan batu-bata. Dengan lapisan ini, kerangkanya sangat kokoh dan tidak mudah hancur akibat benturan. Namun, Anda harus merogoh kantong cukup dalam untuk membangun sekat tersebut. Pasalnya, harga semen dan batu-bata tergolong mahal. Nah, solusinya, bisa menggunakan bambu atau kayu papan.

Tinggi sekat minimal 1 meter atau setinggi badan sapi. Sementara ukuran panjangnya minimal 120 cm. Jika memakai bahan bambu atau kayu papan, upayakan merekatkan dengan paku dan tali yang kuat. Tujuannya supaya tidak roboh saat didorong ternak.

 

5. Tempat Pakan dan Minum

Tempat pakan sapi dan minum merupakan unsur kandang yang tidak boleh terlewatkan. Untuk tempat pakan, biasanya berbentuk palungan. Idealnya, terbuat dari kombinasi batu-batu berlapis semen. Ukuran kedalaman palung sekitar 40 cm dengan lebar antar bibir 50 cm. Tinggi palung dari tanah, yakni 60 cm. Sementara panjangnya menyesuaikan ukuran kandang.

Tempat minumnya tak harus dibangun seperti palung. Anda bisa menggunakan ember atau drum. Pastikan tiap sapi memiliki tempat minum yang berbeda.

 

6. Lorong

Bagian kandang yang tidak kalah penting adalah lorong. Fungsinya sebagai tempat berjalan peternak saat memberi pakan/minum, membersihkan kandang, dan memandikan ternak. Karena itu, lebar lorong harus sekitar 1,2-1,5 meter dengan panjang sesuai ukuran kandang.

 

7.Saluran Pembuangan

Saluran pembuangan biasanya terletak di belakang sapi. Bentuknya berupa selokan yang dibuat dengan kedalaman 5-10 cm. Sebaiknya, saluran ini dibangun agak miring supaya kotoran atau urine mengalir lancar. Lebar saluran pembuangan sekitar 30-40 cm. Saluran ini dihubungkan langsung ke bak penampungan kotoran dengan kedalaman 50-100 cm. Upayakan urine dan kotoran tidak bercampur agar terhindar dari aroma menyengat.

Tempat pembuangan kotoran ini bisa dihubungkan dengan instalasi biogas. Namun, untuk membangun instalasi tersebut, dibutuhkan biaya yang cukup besar. Alternatif lainnya, limbah kotoran dapat dibuat pupuk kandang atau kompos. Begitu pun dengan urine sapi, bisa dikonversi menjadi pupuk cair.

Waspadai Sesak Nafas Akut Pada Sapi

Sapi yang mengalami sesak napas akut besar kemungkinan terkena penyakit Infectious Bovine Rhinotracheitis (IBR). Penyakit menular ini banyak menyerang ternak sapi, baik sapi potong maupun sapi perah. Sapi yang terkena IBR ini biasanya mengalami demam tinggi (sekitar 42 derajat Celsius), nafsu makan menurun, hipersaliva, produksi air susu menurun (pada sapi perah), dan penurunan berat badan yang drastis. Baca selengkapnya...

Penyakit Demam Tiga Hari Pada Sapi, Meski Ringan Namun Merugikan

Nyamuk ternyata tidak hanya mengisap darah manusia, tetapi juga hewan ternak seperti sapi. Tak sekedar mengisap darah, nyamuk tersebut juga menularkan Penyakit Demam Tiga Hari pada sapi, atau dalam Bahasa ilmiahnya disebut sebagai Bovine Ephemeral Fever (BEF), dan dalam Bahasa Inggris sebagai Three Days Sickness. Banyak juga peternak yang menggunakan istilah gomen untuk menyebut penyakit ini. Meski tidak terlalu berat, penyakit ini dapat membuat kerugian cukup besar pada peternak sapi, karena… Baca selengkapnya...

Cara Menjinakkan Sapi

Kegiatan menunggang sapi atau gerobak sapi di Desa Bengking menjadi salah satu cara memanfaatkan potensi pertanian dan pariwisata daerah. Pendapatannya memang cukup menggiurkan. Tarif menunggangi sapi senilai Rp50.000 per orang. Sedangkan tarif gerobak sapi ukuran besar senilai Rp250.0000. Gerobak besar bisa ditumpangi 10-12 orang dewasa atau 15-20 anak-anak. Menurut keterangan salah satu peternak sapi di Desa Bengking, yaitu Yanto alias Mas Petruk, untuk dapat menggunakan sapi sebagai hewan… Baca selengkapnya...

Harga Sapi Perah Dan Cerita Tentang Keju Mozarella Khas Malang

Untuk membuka usaha peternakan sapi perah, sebaiknya menggunakan Sapi Friesian Holstein. Sapi asli Belanda ini memang dikenal sebagai ternak sapi yang paling produktif karena mampu menghasilkan susu yang jumlahnya lebih banyak dibandingkan dengan sapi perah jenis lainnya. Itu sebabnya banyak orang mencari informasi mengenai harga sapi perah Friesian Holstein terkini. Baca selengkapnya...

Memilih Model Kandang Sapi Perah Yang Cocok Dengan Cuaca Di Indonesia

Akhir-akhir ini, cuaca di Indonesia semakin gerah. Menurut Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), kondisi tersebut secara meteorologis disebabkan suhu udara yang meningkat disertai dengan kelembapan udara yang tinggi. Berdasarkan pencatatan meteorologis yang dilakukan BMKG, suhu tertinggi terjadi di Sentani, Papua. Baca selengkapnya...
  • Bali Cattle National Asset that Needs to be Preserved

    The government needs to increase the population and productivity of Bali cattle, a national asset other countries do not have, an expert has said. The Bogor Agricultural Institute’s (IPB) animal husbandry professor Ronny Rachman Noor said on Thursday that Bali cattle had often been undervalued by the government because they were local livestock.