Meski tergolong baru, namun berkat pengalaman dan kepiawaian pemiliknya yang sudah cukup lama berkecimpung di bidang kuliner, hanya dalam waktu beberapa bulan setelah warung ini dibuka telah berhasil menjadi penjual Sate Maranggi yang diburu para penggemarnya.
Sebagai pelengkap menyantap Sate Maranggi, tersedia Sop Tulang sapi yang berisi tulang iga sapi dengan bumbu spesial dan diberi taburan bawang merah dan putih goreng diatasnya. Sangat cocok disantap dalam suasana apapun, terutama ketika musim hujan atau cuaca dingin seperti di Bogor.
Lokasi Sate Maranggi Ceu Loli berada disebuah kawasan wisata kuliner terpopuler di kota Bogor, tepatnya di: Jl. Pandu Raya No.3, RT.1/RW.13, Tegal Gundil.
Jika membutuhkan panduan GOOGLE MAP, silahkan KLIK DISINI
ASAL USUL SATE MARANGGI
Dikutip dari nationalgeographic.grid.id. asal usul sate maranggi berasal dari tiongkok. Pendapat tersebut diutarakan oleh Chef Haryo Pramoe, koki yang mendalami kuliner Indonesia dan juga pendiri Indonesian Food Channel.
Keberadaan Sate maranggi di Indonesia, berawal dari para pendatang dataran Tiongkok yang hidup dan menetap disini, khususnya di daerah Jawa Barat di tengah-tengah masyarakat Sunda.
Mereka membuat Sate Maranggi menggunakan daging babi dengan ragam bumbu yang dibawa dari negeri asalnya. Sebagai bukti, bumbu yang digunakan pada sate maranggi, sama persis dengan bumbu untuk membuat dendeng babi dan dendeng ayam yang dijual di Tiongkok, Hongkong, dan Taiwan
Pengggantian jenis daging yang digunakan untuk membuat sate maranggi terjadi setelah terjadi setelah banyak orang tionghoa ini yang belajar agama Islam dan menjadi mualaf yang mengharamkan daging babi. Sejak itulah, daging babi dengan daging sapi atau daging kambing.
Asal Usul sate Maranggi Versi Pemerintah Kabupaten Purwakarta
Sedangkan menurut purwakartakab.go.id, sate maranggi awalnya merupakan makanan hasil kreasi para pekerja di sebuah peternakan domba di Kecamatan Plered.
Karena hanya bisa menikmati daging domba ini di waktu-waktu tertentu, itupun hanya daging yang tersisa dari tempat pemotongan. Dengan modal potongan daging domba tersebut, mereka mencoba mengolahnya dengan cara merendam daging didalam larutan yang diberi bumbu rempah dengan tambahan sedikit gula aren.
Hasilnya adalah sebuah masakan baru yang enak. Informasi tentang kelezatnya olahan tersebut bahkan terdengar hingga keluar dari area peternakan. Melihat adanya peluang bisnis yang dapat dimanfaatkan, beberapa penduduk di sekitarnya kemudian menjualnya sebagai sate domba.
Salah satu warung sate domba yang tersohor adalah milik Mak Anggi. Seiring berjalannya waktu, penyebutan Sate Mak Anggi pun berubah menjadi sate Makanggi dan kini lebih dikenal dengan nama sate maranggi.
Para pedagang sate maranggi yang lahir di Kecamatan Plered pun terus menyebar bukan hanya di Purwakarta saja melainkan sampai ke Cianjur, Sukabumi, Subang hingga Bogor. Resep dan penyajiannya pun semakin bervariasi. Mulai dari penggunaan sambal tomat, sambel oncom dan ketan bakar sebagai pengganti nasi, seperti Sate Maranggi Ceu Loli ini.