Diketuai oleh Ponari, Poktan tersebut jeli melihat peluang dengan cara meramu beberapa jenis bahan yang ada di sekitar seperti dedak, bungkil kelapa sawit, ikan asin, ampas tahu, garam kasar, urea, dan mineral bubuk, untuk diolah menjadi pakan sapi. Tidak terbatas hanya konsentrat, Poktan ini juga membuat pakan lengkap, dengan menambahkan hijauan pakan ternak, tetes tebu dan EM4.
Awalnya, pembuatan pakan konsentrat sebatas untuk memenuhi kebutuhan anggota, namun pada perkembangannya peternak diluar Poktan juga berminat. Beberapa bulan lalu Poktan ini berhasil memenuhi pesanan 2,5 ton konsentrat, dari peternakan yang dimiliki oleh salah satu perusahaan pertambangan di Kecamatan Kintap.
Sebagai inovasi, Poktan ini juga mengembangkan produk urea mollases blok atau UMB sebagai pakan tambahan untuk ternak ruminansia (sapi, kerbau, domba dan kambing). Pakan ini dibuat dari urea, tetes dan bahan-bahan lain termasuk mineral yang diolah dan dibentuk padatan.
Berbagai upaya ini dilakukan agar dapat bertahan dan jika memungkinkan bisa mendapatkan keuntungan dari produk pakan yang harganya masih terjangkau bagi para peternak. Contohnya, untuk pakan lengkap (HPT, konsentrat) dijual dengan harga Rp 3.500 per kilogram, pakan konsentrat murni seharga Rp 9.000 per kilogram dan UMB Rp 10 ribu per buah.
Kepala Bidang Perbibitan, Produksi dan Pakan Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Tala Ferry Kusmana, mengapresiasi terobosan yang dilakukan Poktan Sri Rezeki membuat pakan dengan memanfaatkan bahan pakan lokal yang tersedia di sekitar. Langkah tersebut diharapkan dapat mewujudkan kemandirian pakan di kalangan peternak, sekaligus dapat meningkatkan taraf hidup masyarakat petani dan ternak anggota Poktan Sri Rezeki.
Semoga bisa menjadi contoh untuk Poktan lainnya
Sumber: banjarmasin.tribunnews.com