Misalnya saja seperti lemak, Vitamin D, omega 3, zat besi, Vitamin B Kompleks, dan lain sebagainya, dimana zat gizi tersebut dapat membantu pembentukan sel sel darah merah. Mengapa orang tua tak memasukkan daging sapi ke dalam daftar MPASI?
Alasannya bahwa daging sapi sulit dicerna. Padahal, dengan sedikit perlakuan daging sapi tetap bisa dikonsumsi oleh bayi. Waktu yang tepat untuk memberikan daging sapi sebagai makanan pendamping ASI adalah pada saat bayi sudah memasuki usia 7 bulan, karena sudah bisa mengkonsumsi makanan padat.
Untuk mendapatkan manfaat yang lebih baik, daging sapi sebaiknya diberikan secara rutin dalam menu MPASI bayi. Contohnya saja setiap satu minggu sekali sehingga anak sudah akan terbiasa untuk mengkonsumsi daging sapi. Tak mahal juga kan jika hanya satu minggu sekali saja?
Cara Memberikan Daging Sapi yang Benar untuk Konsumsi Bayi
Di bawah ini adalah beberapa cara pengolahan yang harus anda perhatikan:
- Pilih daging sapi dengan bagian lemak yang sedikit, bisa bagian has luar atau paha belakang.
- Giling halus atau dicacah dengan sangat lembut.
- Rebus daging cacah atau daging giling tersebut hingga matang. Saat merebusnya, anda akan mendapatkan kaldu yang bisa digunakan untuk membuat bubur atau nasi tim. Saat bubur sudah matang, anda bisa mencampurkan daging sapi cacah yang sudah direbus tersebut untuk kemudian dihaluskan/diblender dan disaring.
- Apabila bayi sudah memiliki gigi yang cukup lengkap. Cobalah memberikan biskuit atau makanan yang dipotong, jika bisa mengunyahnya, saatnya memberikan olahan daging sapi yang sudah dipotong kecil-kecil.
Sebagai tambahan informasi, pemberian daging sapi sebagai makanan pendamping ASI adalah lebih baik dibandingkan daging olahan seperti nugget, sosis, daging asap, dan bakso karena dikhawatirkan mengandung bahan pengawet dan zat kimia lainnya. Penting juga mengamati efek pemberian daging sapi, apakah ada reaksi alergi yang timbul.