Hal ini tentu saja merugikan pembeli karena membeli daging dengan berat yang tidak wajar. Dari segi kesehatan, menurut penelitian para ahli, daging gelonggongan identik dengan bangkai. Terlebih dari segi hukum agama, daging gelonggongan berstatus haram. Menurut hukum Islam, sebelum hewan disembelih tidak boleh teraniaya.
Untuk mengetahui ciri daging gelonggongan, dapat dilihat dengan mudah secara fisik. Daging sapi gelonggongan dan daging sapi segar warnanya berbeda. Warna daging sapi gelonggongan cenderung lebih ke merah terang yang tidak snormal, memucat dan mirip daging babi. Ketika disentuh, tekstur daging gelonggongan terasa lebih lembek.
Kemudian perhatikan rembesan air dari daging. Pada daging gelonggongan jumlah rembesan airnya cukup banyak. Oleh sebab itu, jika ingin membeli daging, hendaknya memilih daging yang tergantung. Para pedagang nakal yang menjual daging gelonggongan, tidak akan berani menggantung dagangannya, melainkan dengan meletakkannya di meja, agar air yang keluar dari daging tidak terlalu terlihat
Namun apabila tidak sengaja membeli daging sapi gelonggongan, sebaiknya tidak langsung dibuang karena masih bisa diolah dan aman untuk dikonsumsi. Daging gelonggongan harus dimasak hingga benar-benar matang sempurna atau dengan dengan teknik memasak 5-30-7.
Caranya, didihkan daging atau bahan makanan selama 5 menit, kemudian matikan api dan diamkan selama 30 menit. Setelah itu masak kembali dengan air yang sama selama 7 menit. Teknik tersebut dikenal sebagai simmering. Sering digunakan para chef untuk memasak daging dengan menggunakan api s kecil.
Meski tidak mencapai titik didih, daging bisa matang sempurna. Namun pada teknik simmering tersebut, kuantitas dan ukuran daging yang dimasak sangat berpengaruh, selain jumlah air yang digunakan. Semakin sedikit daging yang dimasak dan dipotong dengan ukuran tipis tentu akan lebih mudah menggunakan metode 5-30-7 tersebut.
Sebagai contoh, satu kg daging sapi dimasukan ke dalam 5liter air, kemudian dimasak 5 menit hingga mendidih. Diamkan selama 30 menit, maka daging sapi tersebut pasti matang. Apalagi ditambah 7 menit lagi. Pasti matang sempurna.
Akan berbeda jika daging sapi tersebut dimasak dengan ukuran air 0,5 liter. Daging sapi tidak akan matang hanya dengan metode 5-30-7, karena energi panas dari 0,5 liter air tidaklah cukup.
Metode simmering juga menghemat gas sebab waktu memasak yang lebih sedikit. Meski dimasak dalam waktu yang lebih singkat, teknik simmering terbukti mampu membunuh bakteri pada daging. Dan dapat mempertahankan kandungan protein tetap utuh di dalam daging.
Apa pun jenis bakteri, akan langsung mati begitu kena titik didih. Oleh sebab itu, pada teknik simmering, harus dididihkan dulu selama 5 menit. Sedangkan proses selanjutnya adalah untuk melunakan jaringan daging supaya lebih empuk.