TRANSLATE

Tunggang Sapi, Tradisi Lama Yang Kembali Digemari

Ditulis oleh:

Bagi masyarakat pada umumnya, kuda adalah hewan tunggangan karena bisa berjalan cepat dan kuat. Namun selain kuda, ternyata ada juga yang memanfaatkan sapi sebagai tunggangan.

Seperti di Dusun Suru Kidul, Desa Dawarblandong, Kabupaten Mojokerto, dua ekor sapi Peranakan Ongole (PO) dijadikan tunggangan di jalan raya maupun melintasi hutan.

Bahkan, acapkali kedua hewan ternak ini diajak berjalan-jalan di jalan raya lintas Mojokerto-Gresik hingga ke tempat wisata. Atau pergi ke warung meski hanya sekedar untuk menikmati secangkir kopi.

Jika beberapa waktu tidak diajak keluar untuk berjalan-jalan, sapi tersebuat seperti  protes dengan cara menarik-narik tali pengikatnya sambal mengeluarkan suara yang sangat keras. Mau tidak mau, pemiliknya terpaksa menyiapkan peralatan seperti pelana untuk kuda, agar tidak merasa sakit ketika ditunggangi.

Melatih sapi sebagai tunggangan bukan perkara mudah, dibutuhkan waktu berbulan-bulan yang disertai sentuhan emosional dari hati. Sapi juga harus diperlakukan layaknya manusia, seperti diberi nama, disayang, dibelai dan dimandikan.

Selain di Mojokerto, melatih sapi agar dapat ditunggangi juga dilakukan oleh masyarakat di banyak tempat.

Seperti di Boyolali, kegiatan tunggang sapi kembali dipopulerkan  oleh Paguyuban Gerobak Sapi Adem Ayem beberapa tahun belakangan ini.

Tunggang sapi sebenarnya bukan hal baru, berdasarkan sejarah, budaya ini sudah ada sejak jaman dulu yaitu pada  era dimana petani dan masyarakat banyak yang memanfaatkan sapi sebagai alat bantu angkut dan moda transportasi.

Sapi memiliki tenaga yang kuat untuk digunakan sebagai alat transportasi, seperti sepeda motor bahkan mobil jika dibandingkan dengan teknologi saat ini.

Untuk melestarikan budaya tersebut agar tidak hilang, dibentuklah sebuah paguyuban yang akan mengadakan kegiatan tunggang sapi secara rutin.

Pada beberapa festival yang telah dilakukan, antusias masyarakat sangatlah besar. Tak hanya ramai manusia, di lapangan tersebut juga banyak sapi dengan gerobak maupun tanpa gerobak yang diikat ditepi lapangan.

Banyak aktivitas yang menarik perhatian, seperti aksi para pengemudi gerobak sapi yang saling mempertontonkan kehebatan sapi-sapi yang mereka latih, hingga kesempatan unntuk menjajal sensasi menunggangi sapi.

Hal yang sama juga terjadi di Yogyakarta pada Minggu, 1 Desember 2024. Salah satunya Festival Gerobak Sapi dan Sapi Tunggang yang digelar di Lapangan Pondok Wonolelo II, Widodomartani, Ngemplak, Sleman.

Bagaimana, apakah anda tertarik untuk ikut serta atau sekedar menontonnya?