Demikian juga dengan kandungan abu, bervariasi dari 13 hingga 48% dari bahan kering, berdasarkan analisa sampel yang bersih dari pasir. Persentase tersebut tampak sangat tinggi dibandingkan dengan bahan pakan yang biasa dikonsumsi oleh ternak. Umumnya, kandungan abu untuk pakan ternak nilainya dibawah 10% dari bahan kering.
Dengan demikian, wajib untuk membatasi penggunaan rumput laut dalam ransum untuk ternak. Rumput laut tidak digunakan sebagai penyusun rasum, tapi lebih kepada pemanfaatan kandungan mineralnya.
Mengenai tingkat kecernaannya, telah diukur secara in vitro dengan menggunakan cairan rumen, kandungan organik tertinggi ada alga merah yaitu 75-86%. Hasil analisa kecernaannya mirip dengan silase rumput-semanggi. Sedangkan untuk Alga hijau lebih rendah (kecernaan 47-56% bahan organik), tak jauh berbeda dengan jerami. Untuk ganggang coklat, nilai kecernaan adalah 35-81% bahan organik. Sedangkan Kandungan serat (NDF) bervariasi dari 10 hingga 46% dari bahan kering.
Bagaimana dengan kandungan protein kasar? Didalam ganggang coklat adalah 9-14%, lebih tinggi pada ganggang hijau (15-22%) dan tertinggi pada ganggang merah (18-35% dari bahan kering). Yang harus diingat jika melakukan penilaian kandungan bahan kering, wajib mempertimbangkan juga tingginya kadar abu.
Ruminansia seperti sapi membutuhkan protein yang terdegradasi dalam rumen dan dapat digunakan oleh mikroba sebagai sumber nitrogen. Studi menunjukkan bahwa, asam amino dari total protein kasar dalam rumput laut adalah sama seperti pada tanaman hijauan darat
Namun dibalik kelebihannya, ada beberapa kekurangan dari rumput laut yaitu memiliki umur simpan yang sangat singkat. Karena itu, harus segera dimanfaatkan dalam waktu 24 jam setelah panen. Jika tidak langsung digunakan, harus disimpan dengan cara dikeringkan atau dibekukan. Namun sayangnya biaya pengawetan rumput laut masih mahal.
Dipeternakan sapi, dipendam adalah metode pengawetan yang murah. Walaupun ada tantangan seperti kadar air yang tinggi, kadar abu yang tinggi dan kurangnya populasi alami dari bakteri asam laktat yang diperlukan untuk pengawetan normal. Harganya murah jika rumput laut tersebut merupakan limbah atau produk samping dari proses untuk menghasilkan suatu produk.
Sumber: trubus.id