Ada dua kemungkinan yang meyebabkan sapi-sapi tersebut mengalami kematian. Pertama, karena heat stress atau tekanan panas yaitu reaksi fisik dan fisiologis terhadap suhu yang berada di luar kenyamanan. Suhu yang dimaksud adalah suhu panas yang ekstrem. Heat stress pada sapi tersebut, kemungkinan terjadi di dalam kapal, dimana jumlah ternak yang diangkut melebihi kapasitas. Akibatnya, sapi mengalami kekurangan oksigen, suhu tubuh naik dan mengalami kelelahan.
Kedua, tidak adanya jembatan penyeberangan sapi dari kapal ke daratan, untuk menuju tepian/daratan, sapi dipaksa berenang. Padahal, tidak semua sapi yang diangkut, bisa menyeberang laut. Terutama sapi yang mengalami stress, dimana tubuhnya mengalami kepanasan serta kelelahan. Selain itu, sapi merupakan hewan yang tidak pandai berenang, sehingga memaksanya menyeberang laut akan menghabiskan banyak tenaga hewan tersebut.
Oleh sebab itu, transportasi ternak seperti sapi dan hewan peliharaan harus mematuhi regulasi sesuai standard operating procedure (SOP), yang sudah diatur di setiap dinas peternakan. Untuk memastikan hewan aman selama perjalanan, transportasi ternak arus dilengkapi berbagai syarat dan dokumen pemeriksaan kesehatan. Selain itu, adanya regulasi juga dimaksudkan untuk mencegah terjadinya penyebaran penyakit ternak dan penyakit zoonosis melalui jalur lalu lintas ternak tersebut.