Tidak main-main, Mark Zuckerberg berniat untuk memproduksi daging sapi terbaik di dunia. Untuk itu, ia telah menyiapkan lahan seluas kurang lebih 1.400 hektar di Ko'olau di Kauai (Hawaii).
Di dalamnya akan dipelihara sapi jenis wagyu dan angus, yang di diberi pakan macadamia dan minum bir yang disediakan secara khusus.
Pakan Sapi Macadamia.
Macadamia adalah salah satu jenis kacang yang harga jualnya sangat mahal, yaitu 25 dolar Amerika Serikat atau setara dengan Rp 359 ribu per pon pada tahun 2022 yang lalu dan terus meningkat setiap tahunnya.
Penyebabnya adalah, tidak semua tanah cocok ditanami macadamia. Selain itu, dibutuhkan waktu cukup lama mulai dari biji hingga memanen hasilnya, yaitu antara tujuh hingga sepuluh tahun.
Salah satu lokasi yang terbukti bisa memproduksi kacang macadamia secara maksimal adalah Hawaii, tempat yang dipilih oleh Mark Zuckerberg untuk membangun peternakannya. Sampai saat ini, hampir semua negara yang membutuhkan macadamia harus mengimpor dari negara ini.
Kandungan nutrisi pada macadamia juga cukup lengkap yaitu kalori, lemak, protein, karbohidrat, serat, vitamin B6, kalsium, magnesium, hingga antioksidan yang tinggi.
Entah alasan yang mana, yang menjadi pertimbangan Mark Zuckerberg untuk membangun peternakan sapi disini.
Bir Untuk Sapi
Memberikan bir pada sapi, diyakini dapat membuat daging yang dihasilkan memiliki rasa yang enak dengan kualitas super. Seperti yang dilakukan sebuah peternakan di Belgia tepatnya di Chimay, dimana setiap ekor sapinya diberi minum bir sebanyak 4 liter setiap hari.
Pemberian tersebut dilakukan sedikitnya selama 1 bulan sebelum sapi-sapi tersebut disembelih dan dijual dagingnya.
Ide memberi bir kepada sapi-sapinya muncul saat pemilik peternakan tersebut, mendengar kabar bahwa produsen sapi Kobe Jepang melakukan cara ini untuk dapatkan kualitas daging sapi super. Walau dinilai sebagai sebuah mitos, namun banyak peternak yang mempercayainya, (mungkin) termasuk Mark Zuckerberg.
Modal Membangun Peternakan Sapi
Modal yang digelontorkan oleh Mark Zuckerberg, mencapai US$ 100 juta atau setara dengan Rp 1,55 triliun, terhitung luar biasa. Ternyata bukan peternakan biasa, melainkan peternakan ‘plus’. Sebab selain kandang berikut pasilitas pendukungnya, peternakan ini juga dilengkapi dengan dua rumah besar seluas 57,000 kaki persegi lengkap dengan lift, kantor, ruang konferensi, dapur mewah serta bunker bawah tanah sebagai perlindungan bila ada bencana.
Orang super kaya memang beda!