Memiliki nama resmi Zenkyo Beef Competition, olimpiade wagyu di Jepang mengusung konsep mirip Kontes Sapi Tulungagung. Bedanya, kompetisi sapi tingkat tinggi di Negeri Matahari Terbit itu tidak sekedar mencari sapi Jepang yang tampilannya cantik. Kualitas daging dan komposisi lemak putih sebagai ciri khas wagyu juga menjadi bahan penilaian.
Penghasil Daging Wagyu Termahal
Olimpiade wagyu di Jepang pertama kali diselenggarakan pada 1966 untuk mendorong pertumbuhan industri peternakan lewat ajang kompetisi sapi tingkat tinggi. Di saat bersamaan, pariwisata lokal juga ikut terdorong seiring meningkatnya pamor daging wagyu di negeri asal para Samurai itu.
Sesuai konsepnya sebagai kompetisi sapi tingkat tinggi, tidak sembarang sapi bisa ikut serta. Sapi Jepang yang berkompetisi harus berasal dari ras sapi murni yang sudah diawasi kualitas dan garis keturunan genetiknya selama bertahun-tahun.
Usai kompetisi, sapi pemenang akan disembelih kemudian dilelang dalam sebuah pameran dagang. Karkasnya lantas dijual kepada penawar tertinggi. Kabarnya harga per potongnya bisa mencapai 72.000 Yen atau lebih dari Rp 7,5 juta. Jika Anda melihat daging wagyu di menu sebuah restoran dan terkejut dengan harganya, barangkali inilah alasannya.
Menunjung Konsep Ikigai
Uniknya, hadiah utama olimpiade daging wagyu tidak berbentuk uang. Pemenang yang biasanya terdiri kelompok peternak hanya akan mendapatkan penghargaan berupa pengakuan. Tentu bukan sembarang pengakuan, karena hal tersebut terbukti bisa membuat sebuah peternakan menjadi penghasil daging wagyu termahal di seantero negeri.
Mahalnya harga daging wagyu tentu tidak dapat dipisahkan dari kualitas yang berasal dari proses panjang pembiakan sapi Jepang. Dalam melakukan pekerjaannya, para peternak selalu menerapkan konsep ikigai yang berarti menjunjung tinggi sebuah nilai hidup.
Para peternak percaya daging wagyu terlezat hanya dihasilkan oleh sapi yang mendapat kasih sayang sepanjang hidupnya. Oleh karena itu, olimpiade wagyu di Jepang umumnya menjadi kesempatan untuk membagikan karya hidup mereka.