Ada 3 ekor sapi yang bergantian membantu proses penggilingan. Kurang lebih sebanyak 1 ton lebih adonan mie lethek yang digiling (diselinder) setiap harinya.
Nantinya, sapi ini akan memutari area lingkaran yang cukup luas kiranya 9 meter persegi. Proses penggilingan mi lethek dilakukan sebanyak 6 kali dalam sehari. Sembari silinder berputar, para penggiling akan bergantian mengaduk adonan dari bahan tepung tapioka dan gaplek
Setelah diselinder adonan dimasukkan ke mesin pres, untuk merubah adonan menjadi mie berbentuk panjang. sebagai bahan utama produksi Mie Lethek. Karena tidak mengandalkan mesin, maka waktu produksi mi lethek pun cukup lama.
Apa itu mie lethek? Lethek sendiri dalam bahasa Jawa artinya kotor atau kusam. Nah mie ini dinamakan mie lethek karena secara visual warnanya kusam. Warnanya yang lethek (kusam) merupakan warna asli tapioka atau tepung ketela yang dijemur di bawah sinar matahari.
Meski begitu proses pembuatannya terkesan jauh dari kata kotor atau kusam sehingga sangat aman dikonsumsi. Bahkan, Mi Lethek diklaim lebih sehat karena tidak mengandung pengawet dan pemutih saat diproduksi, sehingga tidak bisa bertahan terlalu lama.
Mi yang bertekstur mirip bihun ini bisa disajikan digoreng atau direbus. Biasanya ditambahkan telur atau sayur-sayuran sehingga menjadi sajian yang terbilang sehat.Biasanya mie ini diolah menjadi bakmi jawa goreng maupun kuah.
Pabrik Mi lethek Bendo sudah berdiri sejak tahun 1940-an ini tetap mempertahankan pembuatan tradisional menggunakan tenaga sapi, dengan satu alasan yaitu agar dapat menghasilkan adonan Mi Lethek yang bagus.
Selain itu, tentu saja perawatannya (alat penggiling) lebih mudah daripada mesin. Terbukti, pabrik ini mampu bersaing dengan pabrik Mi Lethek lain yang menggunakan mesin.