TRANSLATE

Setelah Dijalani, Strategi Ini Terbukti Bisa Mendongkrak Penjualan Sapi

Ditulis oleh:

Kondisi usaha peternakan khususnya penggemukan sapi memiliki banyak sekali tantangan, mulai dari harga daging sapi yang fluktuatif, impor daging beku yang harganya murah, juga berbagai masalah seperti produktivitas ternak, ketersediaan bibit unggul lokal, kapasitas SDM, sistem usaha yang tidak optimal, serta sulitnya menjual sapi pada kondisi seperti sekarang ini.

Pandemi corona sejak awal tahun memang menjadi pukulan berat di semua lini usaha, termasuk peternakan sapi. Dampaknya juga mulai dirasakan oleh para peternak sapi di Gunungkidul, Yogyakarta. Menurut keterangan Novendra Desta, salah satu pedagang di Pasar Hewan Siyonoharjo, hingga sekarang ini sudah banyak peternak yang merugi bahkan sampai gulung tikar.

Pembatasan kerumunan di sejumlah lokasi, menyulitkan pembeli untuk datang dan memulih sapi. Dalam kondisi seperti ini, nyaris tidak ada pilihan bagi peternak. Harga sapi jelas turun, namun jika tidak berani jual, maka pedagang akan semakin merugi karena harus memberi pakan terus menerus. Padahal harga pakan selama wabah Covid-19 naik cukup tinggi.

Tapi yang harus diingat, sebagai manusia kita tidak boleh putus asa. Allah SWT menegaskan dalam Al-Qur'an Surat Al Balad ayat 4 bahwa sesungguhnya manusia sudah diciptakan dalam kondisi susah payah. Kesulitan sudah dimulai dari proses perjuangan manusia dalam bentuk jutaan sel sperma, yang harus berebut membuahi ovum dalam rahim.

Namun jangan sampai berbagai permasalahan membuat diri kita lari menghindar. Semua harus dihadapi, karena Allah sudah memberikan fasilitas kepada manusia untuk menyikapinya. Caranya adalah dengan berikhtiar, karena hidup sesungguhnya adalah perjuangan.

Prinsip itu pula yang mendorong Teguh Topo, peternak asal Desa Ploso, Kecamatan Purwantoro, Kabupaten Wonogiri, Jawa Tengah, menggunakan sebuah strategi untuk menggaet para pembeli sapi. Sarjana komputer ini memanfaatkan layanan media sosial seperti Facebook, Instagram, hingga Youtube untuk menjual hasil ternaknya.

Teguh TopoSelain sebagai cara untuk menghindari kerumunan orang di kandang, cara ini juga memperluas segmen pasarnya. Tidak hanya peternak, tapi juga orang-orang yang senang memelihara sapi seperti para ASN dan perantau dari luar daerah.

Mereka ini tidak bisa datang ke kandang, selain karena kesibukan ASN, juga terkendala oleh jarak yang cukup jauh seperti para perantau di luar Wonogiri. Mereka lebih suka mencari secara online. Teguh kemudian menangkan peluang ini dengan menyiapkan sarana untuk memilih sapi yang akan dibeli.

Mereka cukup melihat sapi yang diinginkan dari channel YouTube atau akun media sosial miliknya. Setelah dirasa ada yang cocok, pelanggan tinggal mengirimkan tangkapan layar gambar sapi itu ke nomor WhatsApp Teguh.

Langkah selanjutnya, pembeli diminta untuk mentransfer uang muka sebagai tanda jadi minimal 5 persen. Pelunasan dilakukan setelah pembeli melihat langsung kondisi sapi, maka sapi akan siap diantar.

Tidak hanya kemudahan dalam melakukan transaksi, Teguh juga memberikan garansi kepada para pembeli. Pasalnya, sapi yang dikirim bisa saja mengalami stres dalam perjalanan, hingga akhirnya muncul beberapa penyakit dan perlu mendapat perawatan dari dokter hewan.

Jika pembeli tidak berkenan, Teguh siap mengembalikan uang yang sudah dibayarkan secara penuh. Alternatif lainnya, Teguh juga siap menanggung perawatan hingga sapi sehat kembali.

Dengan menerapkan strategi seperti ini, dalam sehari Teguh bisa menjual 20 ekor sapi simental, limousin, hingga peranakan ongole (PO) Kebumen. Untuk harganya,  sapi betina super usai empat bulan minimal Rp7 juta, sedangkan sapi jantan dengan usia yang sama dibanderol mulai Rp 11 juta. 

Luar biasa!

Sumber: regional.kompas.com

Baca juga: Gambar Mata Di Pantat Sapi, Cara Cerdik Menghindari Pemangsa

DAGING SAPI

Mahalnya Harga Daging Sapi Bukan Salah Peternak
3184

Mahalnya Harga Daging Sapi Bukan Salah Peternak!

Menurut peneliti dari Center for Indonesia Policy Studies (CIPS), Felippa An Amanta, penyebab utamanya adalah rantai distribusi daging sapi yang sangat panjang. Sebelum sampai ke tangan konsumen harus melewati tujuh hingga sembilan tahapan. Dimulai dari peternak atau tempat penggemukan sapi… Baca selengkapnya...

SUSU SAPI

3331

Apakah Osteoporosis Sekunder Dapat Dicegah Dengan Mengkonsumsi Susu Sapi?

Osteoporosis sekunder adalah jenis pengeroposan tulang akibat kondisi medis dan penggunaan obat-obatan. Contoh kondisi medis kelainan endokrin, gangguan fungsi hati, ginjal, defisiensi vitamin D, gangguan hematologi, kelainan saluran cerna dan berbagai macam obat-obatan. Osteoporosis sekunder juga… Baca selengkapnya...

BUDIDAYA SAPI

6901

Apakah Sapi Brahman Cocok Dibudidayakan Oleh Peternak Indonesia?

Sapi brahman adalah keturunan sapi zebu yang berasal dari India, dengan ciri khas berpunuk besar dan berkulit longgar, gelambir dibawah leher sampai perut lebar dengan banyak lipatan-lipatan. Telinga panjang menggantung dan berujung runcing. Baca selengkapnya...