Apa Penyebab Sapi Mengamuk, Menangis Atau Berpura-pura Mati?

Stres adalah sebuah reaksi baik secara fisik maupun emosional (mental/psikis) apabila ada perubahan dari lingkungan yang mengharuskan untuk menyesuaikan diri. Stres adalah bagian alami dan penting dari kehidupan, tetapi apabila berat dan berlangsung lama dapat merusak kesehatan. Selain terjadi pada manusia, stres juga bisa dialami oleh hewan seperti sapi.

 

SAPI MENGAMUK

Menurut Dosen Fakultas Kedokteran Hewan IPB drh Supratikno, mengamuknya sapi utamanya disebabkan oleh stres. Salah satu penyebab stres pada sapi adalah keramaian dan orang asing. Itu sebabnya, pada saat Idul Kurban banyak kasus sapi yang mengamuk.

Pada prinsipnya, sapi tidak suka dengan suara bising dan orang yang baru dilihatnya, apalagi jika sapi baru diturunkan dari kendaraan yang mengangkutnya. Namun demikian tidak berlaku bagi semua jenis sapi, karena dipengaruhi oleh breed atau bangsa hewan, sistem pemeliharaan, serta seringnya berinteraksi dengan manusia.

Sapi yang berasal dari Eropa seperti Limosin, Simental, Holstein, dan lain-lain umumnya lebih tenang atau kalem. Sedangkan sapi Bos jenis lokal seperti Ongol, peranakan Ongol, Brahman, Bali, Madura, dan sapi-sapi Asia lainnya umumnya lebih temperamental. Apalagi, sapi pesisiran yang masih keturunan banteng, lebih mudah mengamuk karena stress.

Demikian juga dengan sistem pemeliharaannya, sapi yang dilepas bebas lebih mudah stress dibandingkan dengan sapi yang dipelihara di dalam kandang. Juga sapi yang pernah mendapatkan perlakuan kasar, jauh lebih mudah stress dibandingkan sapi yang ditangani dengan baik.

Oleh karena itu, menurut Supratikno, perlakukan sapi kurban dengan baik. Jangan dijadikan tontonan, dan usahakan hanya orang yang berkepentingan saja yang ada di lokasi saat penyembelihan.

 

SAPI MENANGIS

Supratikno menjelaskan, sapi adalah hewan sentient. Artinya, sapi bisa merasakan penderitaan baik secara fisik maupun mental. Sapi juga punya kelenjar airmata. Jadi, jika ada sapi tampak mengeluarkan air mata, bisa ada 2 kemungkinan yaitu sedang menderita, atau matanya teriritasi.

Hal yang perlu dilakukan adalah memeriksa penyebabnya. Pertama, perhatikan kelopak matanya, jika ada kotoran berarti harus ada tindakan medis untuk membersihkan kotoran tersebut.

Yang kedua jika kelopak matanya tampak bersih, cobalah dengan menciptakan suasana tenang, lalu penuhi kebutuhan hidupnya, dan jangan disiksa.

 

BERPURA-PURA MATI

Sapi yang pura-pura mati, menurut Supratikno disebabkan oleh stress berlebihan sehingga mengganggu pompa ion natrium dan kalium di dalam sel ototnya. Hal tersebut menyebabkan kekejangan atau kekakuan otot atau lebih sering dikenal dengan istilah freeze atau membatu. 

Alasan lain, berpura-pura mati adalah sebuah strategi untuk mengelabui pemangsa. Cerdik juga ya?

 

Rawatlah Pedet Sapi Perah Dengan Memberikan Vitamin B Kompleks Yang Bagus Untuk Pertumbuhannya

Sama seperti manusia, sapi mulai dari pedet hingga dewasa juga memerlukan vitamin untuk proses metabolisme tubuhnya. Ada berbagai jenis vitamin, salah satunya adalah Vitamin B Kompleks. Vitamin ini merupakan grup vitamin yang larut dalam air, terdiri dari vitamin: B1 (thiamine), B2 (riboflavin), B3 (niacin atau niacin amide), B5 (pantothenic acid), B6 (piridoksin), B7 (biotin), B9 (folic acid), dan B12 (cobalamins). Baca selengkapnya...

Daya Tahan Tubuh Yang lemah Karena Penyakit Jembrana, Kerap Terjadi Pada Sapi Bali

Penyakit Jembrana merupakan penyakit yang banyak ditemui pada ternak sapi di Bali. Penyakit ini umumnya menyerang sapi, baik sapi potong maupun sapi perah, yang berusia di atas 1 tahun (dan paling banyak ditemukan pada sapi berusia 4-6 tahun). Penyebabnya adalah virus Jembrana; virus baru yang diketahui berasal dari kelompok Lentiviridae yang merupakan satu kelompok dengan virus HIV AIDS. Baca selengkapnya...
rumput laut pakan sapi

Rumput Laut Dapat Dijadikan Pakan Sapi

Menurut penelitian para ahli dari Universitas Aarhus Denmark, rumput laut dapat menjadi pakan potensial bagi ruminansia. Walaupun ada beberapa masalah menyangkut kandungan air, abu, logam berat, transportasi serta biaya pelestariannya. Persentase bahan keringnya bervariasi dari 13 hingga 28%. Hampir sama dengan tanaman hijau yang tumbuh di tanah seperti rumput. Walaupun persentasenya tergantung pada cuaca (curah hujan, matahari, angin). Baca selengkapnya...