SAPI MENGAMUK
Menurut Dosen Fakultas Kedokteran Hewan IPB drh Supratikno, mengamuknya sapi utamanya disebabkan oleh stres. Salah satu penyebab stres pada sapi adalah keramaian dan orang asing. Itu sebabnya, pada saat Idul Kurban banyak kasus sapi yang mengamuk.
Pada prinsipnya, sapi tidak suka dengan suara bising dan orang yang baru dilihatnya, apalagi jika sapi baru diturunkan dari kendaraan yang mengangkutnya. Namun demikian tidak berlaku bagi semua jenis sapi, karena dipengaruhi oleh breed atau bangsa hewan, sistem pemeliharaan, serta seringnya berinteraksi dengan manusia.
Sapi yang berasal dari Eropa seperti Limosin, Simental, Holstein, dan lain-lain umumnya lebih tenang atau kalem. Sedangkan sapi Bos jenis lokal seperti Ongol, peranakan Ongol, Brahman, Bali, Madura, dan sapi-sapi Asia lainnya umumnya lebih temperamental. Apalagi, sapi pesisiran yang masih keturunan banteng, lebih mudah mengamuk karena stress.
Demikian juga dengan sistem pemeliharaannya, sapi yang dilepas bebas lebih mudah stress dibandingkan dengan sapi yang dipelihara di dalam kandang. Juga sapi yang pernah mendapatkan perlakuan kasar, jauh lebih mudah stress dibandingkan sapi yang ditangani dengan baik.
Oleh karena itu, menurut Supratikno, perlakukan sapi kurban dengan baik. Jangan dijadikan tontonan, dan usahakan hanya orang yang berkepentingan saja yang ada di lokasi saat penyembelihan.
SAPI MENANGIS
Supratikno menjelaskan, sapi adalah hewan sentient. Artinya, sapi bisa merasakan penderitaan baik secara fisik maupun mental. Sapi juga punya kelenjar airmata. Jadi, jika ada sapi tampak mengeluarkan air mata, bisa ada 2 kemungkinan yaitu sedang menderita, atau matanya teriritasi.
Hal yang perlu dilakukan adalah memeriksa penyebabnya. Pertama, perhatikan kelopak matanya, jika ada kotoran berarti harus ada tindakan medis untuk membersihkan kotoran tersebut.
Yang kedua jika kelopak matanya tampak bersih, cobalah dengan menciptakan suasana tenang, lalu penuhi kebutuhan hidupnya, dan jangan disiksa.
BERPURA-PURA MATI
Sapi yang pura-pura mati, menurut Supratikno disebabkan oleh stress berlebihan sehingga mengganggu pompa ion natrium dan kalium di dalam sel ototnya. Hal tersebut menyebabkan kekejangan atau kekakuan otot atau lebih sering dikenal dengan istilah freeze atau membatu.
Alasan lain, berpura-pura mati adalah sebuah strategi untuk mengelabui pemangsa. Cerdik juga ya?