Hewan yang satu ini sanggup diajak membawa beban berat hingga menarik kereta. Demikian prima kekuatannya, sampai-sampai kuda menjadi binatang pilihan militer - seperti kuda kavaleri. Di banyak negara di dunia pun, hewan yang dipertandingkan dalam beradu fisik utamanya adalah kuda - sebut saja pacuan kuda.
Namun, bagaimana ceritanya jika seekor sapi bertanding mengikuti pacuan kuda dan beradu dengan banyak kuda-kuda nan gagah? Satu-satunya sapi yang berani adu nyali dan bertanding dengan kuda itu adalah Aston. Demikian namanya disebut, Aston adalah seekor sapi yang merasa dirinya adalah kuda.
Tingkah lakunya bahkan seperti kuda. Sapi jantan di peternakan kecil di Prancis itu pun acap kali mengikuti kompetisi berkuda - seperti showjumping di daerahnya. Kisah ini berawal sekitar 5 tahun lalu, saat saat Sabine Rouas, seorang pelatih kuda dari Strasbourg, Prancis kehilangan seekor kuda yang sudah dipelihara selama 20 tahun.
Demikian kuatnya Sabine dengan kudanya, ia sampai-sampai tak bisa tertambat lagi dengan kuda lainnya. Ia malahan lebih tertarik pada keluarga petani sapi yang tinggal di peternakan susu organik di daerahnya.
Sabine pun lantas banyak menghabiskan waktu dengan satu sapi yang sedang hamil pada saat itu. Ia meyakini anak sapi tersebut sudah terbiasa dengan suaranya. Hal ini semakin dibuktikan dengan polah anak sapi jantan itu yang mulai mengikuti ke mana pun Sabine pergi. Sementara sang petani tak tertarik memelihara sapi itu di peternakan susu. Ia pun berniat menyembelih anak sapi itu kala usianya sudah menginjak 3 bulan.
Namun, Sabine tak ingin hal tersebut terjadi. Demi mencegah si anak sapi jantan itu disembelih, Sabine harus berkelahi dengan petani tadi supaya tak menjual anak sapi tersebut ke jagal. ‘Penyembelihan’ akhirnya berhasil digagalkan.
Saat sapi jantan tersebut sudah berusia 1 tahun, Sabine pun mengadopsinya lengkap dengan induknya. Kemudian, mereka memindahkannya ke kandangnya sendiri. Nah, saat itulah Sabine memberi nama sapi jantan itu Aston.
Pada waktu yang hampir bersamaan, Sabine pun ternyata mulai tertarik pada kuda poni kecil. Ia pun mengambil kuda poni bernama Sammy yang kemudian dilatihnya sebagai kuda pacu. Sammy dan Sabine pun banyak menghabiskan waktu bersama dan semakin dekat. Anehnya, Aston pun mulai mengikuti tingkah Sammy dan mengikutinya. Tingkahnya mulai seperti kuda.
Aston pun lantas turut tampil bersama Sabine di pertunjukan showjumping di daerahnya sekitar 3 tahun lalu. Kabar soal ini pun meluas di media sosial. Nama Aston semakin naik daun menyusul perjalanan ke pameran showjumping dan dressage di seluruh Eropa.
Keunikannya kini telah membawa Aston sebagai ‘selebriti’ baru di Eropa. Namanya terus diperbincangkan di dunia. Media massa dari berbagai dunia pun membahasnya. Ketenarannya pun tak hanya di dunia nyata, tetapi juga di dunia maya. Aston bahkan memiliki banyak penggemar di akun media sosialnya. Pengikut akun Facebooknya tercatat mencapai 11 ribu, sedangkan pengikutnya di Instagram menembus 3400.
Sementara itu, Sabine menyebut jika Sabine mengungkapkan bahwa meskipun Aston masih harus banyak belajar, Aston telah menguasai trik berlari, berhenti, mundur dan memutar balik . Dan meskipun tubuhnya besar, ia dapat melompati rintangan setinggi 1 meter dengan Sabine di sisinya.
Merujuk pada berbagai foto yang diunggah oleh banyak media luar negeri, Aston memang tampak begitu ‘sempurna dan siap’ bertanding. Dalam sebuah foto tampak Aston siap beradu dengan lawannya. Tak sedikit pun ia menunjukan ‘wajah grogi’.
Tatapannya tajam bak kuda yang siap melawan musuhnya. Tubuhnya yang cukup besar tampak begitu padat dan berisi. Latihan setiap hari yang dilakoninya menyebabkan tubuhnya tampak begitu atletis, bahkan sama sekali tak seperti sapi subur yang bergelambir lemak di banyak bagian tubuhnya.
Penampilannya tergolong unik. rambut-rambut di antara tanduknya ditata apik oleh pemiliknya hingga tampak seperti kuda poni kecil. Tanduknya pun tampak indah, bahkan menambah kesan sangar si gempal Aston.
Di sebuah foto yang lain tampak Aston begitu lincah meloncat di tongkat rintangan. Kedua kakinya bagian depan terangkat sempurna ke atas dan menyangga tubuhnya yang tak ringan hanya dengan dua kaki belakang.
Atraksi tersebut benar-benar unik dan bahkan bisa dibilang nyeleneh! Meski demikian, hal ini sekaligus membuktikan bahwa lingkungan sangat berpengaruh dalam membesarkan dan merawat serta membentuk hewan peliharaan. Sabine yang seorang pelatih kuda pacu membuat ‘nuansa berpacu’ begitu lekat dalam keseharian keduanya. Hal ini rupanya dilihat Aston yang kemudian meniru.
Secara tak sadar polah meniru itu telah menjadi habit Aston setiap harinya. Menariknya lagi, tidak saja polah fisiknya yang terpengaruh, tetapi jiwa Aston juga berpengaruh hingga merasa dirinya kuda poni kecil.