Caplak atau dikenali dengan nama lainnya di Sumatera, Kalimantan dan Semenanjung Malaya sebagai Sengkenit, cengkenit, kutu, tempiras atau pirah. Caplak tergolong sebagai parasit luaran (eksoparasit) yang hidup dari darah hewan vertebrata seperti sapi yang ditumpanginya. Karena kebiasaaannya ini, caplak menjadi vektor bagi sejumlah penyakit menular. Caplak mrmang merupakan serangga pemakan darah. Setiap ingin berganti kulit atau berkembang ke fase berikutnya, caplak membutuhkan darah. Jika pada tubuh sapi terdapat caplak bisa menyebabkan parasit darah bahkan menyebabkan kematian sapi.
Caplak ini akan semakin sulit diatasi pada ternak yang digembalakan di padang pengembalaan, karena caplak dapat dengan mudah berkembang biak terutama pada sapi eksotik seperti Simmental dan Limosin.
Seperti pada sistem pemeliharaan sapi di BPTUHPT Padang Mangatas. Sapi jenis Simmental dan Limosin dipelihara menggunakan sistem pastura grazing. Maksudnya, sapi diberikan kebebasan merumput di padang pengembala sepanjang waktu. Berada di padang pengembalaan membuat sapi-sapi menjadi nyaman
Namun uniknya sapi-sapi rumpun Simental dan Limosin yang sedang merumput di hamparan hijauan rumput di BPTUHPT Padang Mangatas, nyaris tidak banyak terdapat caplak ditubuhnya.
Rupanya, sapi-sapi ini kerap kali dihampiri banyak burung jalak yang bertengger di pundaknya. Proses ini cukup positif bagi sapi karena burung jalak memakan parasit yang ada di tubuh sapi. Kutu-kutu tersebut justru menjadi menjadi santapan enak bagi si Jalak.
Menurut Kepala BPTUHPT, Dani Kusworo, sejak tahun 2021 lembaga ini telah memelihara beberapa ekor burung jalak dalam penangkaran. Efeknya, diluar dugaan malah banyak burung jalak liar yang datang ke areal BPTUHPT Padang Mengatas.
Ratusan ekor burung jalak inilah yang nantinya selalu mengikuti sapi yang digembalakan. Dan memakan caplak di tubuh sapi. Hasilnya, wabah caplak sangat jauh berkurang dibandingkan dengan tahun 2020. Sehingga angka kematian ternak akibat parasit darah juga sangat berkurang.
Terbukti, cara penanggulangan caplak dan kutu pada ternak lewat kearifan alam seperti menggunakan burung jalak, dapat memberikan manfaat yang besar, dan saling memberikan keuntungan di padang pengembalaan tanpa merusak ekosistemnya.