Sayangnya, untuk mendapatkan kandungan gizi yang baik pada susu tidaklah mudah. Dibutuhkan susu yang berkualitas terbaik. Nah, untuk mendapatkan susu kualitas wahid tersebut pun tak bisa sembarangan. Head Marketing Sales PT Austasia Food, Syahbanta Sembiring mengungkapkan sebagaimana pernah dilansir Viva News bahwa semua produk susu terbaik berasal dari peternakan sendiri.
"Jadi, proses peternakan kita jual sendiri juga dari hulu ke hilir terintegrasi. Tidak ada pihak luar," ungkapnya dalam acara peluncuran Yogurt Greenfields, di Pacific Place, Jakarta, Jumat, 14 September 2018 silam. Dengan kata lain, hal ini berarti distributor pun harus berada di bawah kontrol perusahaan. Ia juga menyebutkan jika sapi yang dipakai di peternakan merupakan hasil impor yang berasal dari Australia dan Selandia Baru.
Ia menyebut lebih jauh jika bibit sapi yang dibutuhkan adalah yang berkualitas, sehat dan disertai pakan terbaik. "Selain impor, kita kembang biakan di Indonesia dengan 100 persen jalur murni. Kualitas bibit sapi juga kami cari yang unggul dan sehat disertai pakan ternak yang terbaik," imbuhnya. Dengan pemberian pakan terbaik, maka sapi pun akan menghasilkan susu yang baik pula. Saat pemerahan pun sapi-sapi tersebut tak perlu dipaksa atau dipukul.
Mengimbangi kebutuhan pakan yang sarat gizi tersebut, rupanya sapi pun membutuhkan ketenangan. Sapi-sapi tak ubahnya seperti manusia yang butuh relaksasi agar dirinya merasa nyaman, terlebih bagi sapi-sapi yang susunya diambil. Demi memberikan relaksasi perusahahaan ini memiliki tenaga pedicure manicure terdekat. "Sapi ada menicure dan pedicure juga. Bahkan di kandang, tidak ada satu lalat pun. Semakin nyaman sapi, semakin banyak susunya,” lanjutnya lagi.
Sementara itu, perawatan manicure dan pedicure sejatinya tak hanya menjadi milik sapi-sapi yang berada di peternakan besar yang dikelola perusahaan. Perawatan serupa bahkan lazim bagi sapi-sapi yang memang dipersiapkan sebagai komoditas jual beli. Hal ini dapat dilihat dari merebaknya salon sapi di beberapa daerah.
Adalah Hardjo Kardjono (52) dan putranya Bagus Kuncoro (22) yang memiliki profesi unik yang tak dijalankan kebanyakan orang. Keduanya menjadi tukang salon sapi. Pekerjaan tersebut dilakoni sehari-harinya dengan berpindah dari satu pasar hewan ke pasar hewan lainnya. “Aktivitas ini selain di Pasar Pon, di Padangan, di Ngawi sama di Jatirogo Jawa Timur," kata Bagus seperti dikutip dari Liputan6.com, (23/6/2019).
Sementara sang Ayah yang dijumpai media tersebut di Pasar Ponan yang terletak di Talan Taman Makam pahlawan, Kelurahan Karang Jati Blora, saat itu tengah sibuk bergantian melayani seorang pedagang sapi langganannya.
Bagus menyebutkan jika ayahnya sudah 12 tahun menjalani profesinya sebagai tukang salon sapi. Namun, dirinya baru mengikuti jejak sang ayah usai lulus SMK pada 2015 silam. "Bapak dulunya juga blantik (pedagang) sapi. Karena punya keahlian nyalon Sapi, kemudian lebih menekuni ini," sebut Bagus.
Pekerjaan ayah dan anak itu memang saling melengkapi. Sementara ayahnya bertindak sebagai salon sapi, dirinya bertugas melayani pemotongan kuku (tracak), memotong dan merapikan tanduk, serta memperbaiki tanduk yang patah. ‘Pemolesan’ tersebut dilakukan agar sapi bersih, sehat dan rapi, sehingga menambah harga jual sapi.
Tentu saja, tak seperti salon manusia yang menyediakan jasa pedicure manicure terdekat, yang peralatannya seabrek, salon sapi menggunakan alat-alat yang cukup sederhana. Beberapa diantaranya adalah kikir, pisau buatan sendiri, gergaji, pisau pahat, palu kayu, dan lem alteco.
Soal tarif, rupanya perawatan sapi tak membuat kantong para pemiliknya jebol. Untuk perawatan tanduk dikenakan biaya Rp 30 ribu saja, sedangkan untuk perawatan kuku dan tanduk dibanderol Rp 50 ribu. "Kalau tanduk itu Rp30 ribu, kalau kuku sama tanduk itu Rp50 ribu per sapi," katanya
Profesi serupa juga ditekuni oleh Ngasimin dan dua anaknya, Eko Santoso serta Bagus Riyadi. Mereka sehari-hari menjalani profesi sebagai perias sapi dan juga kambing. Aktivitas tersebut juga dilakoni dengan berpindah-pindah dari satu pasar hewan ke pasar hewan lainnya, mulai dari kawasan Madiun, Ponorogo, Magetan, Ngawi. Bagus Riyadi bahkan mengungkapkan pernah diundang ke Bandung untuk ‘merias ternak berkaki empat’ tersebut. Ia juga menyebutkan jika profesi ayahnya sebagai perias sapi dan kambing sudah dijalani selama lebih dari 10 tahun.
Seperti halnya salon sapi yang dijalani Hardjo Kardjono dan putranya Bagus Kuncoro, salon sapi milik Ngasimin dan putranya itu juga melayani perawatan sapi mulai dari pemotongan kuku, memotong dan merapikan tanduk serta memperbaiki tanduk yang patah. Tarif yang dipasang pun terjangkau, hanya dengan Rp 50 ribu sapi sudah rapi kuku dan tanduknya.
Wah, menarik bukan, ternyata selain untuk kebutuhan relaksasi agar menghasilkan susu berlimpah, sapi pun juga harus nyalon agar terlihat beken, yang pastinya akan menambah nilai jualnya.