RAGAM INFORMASI

TENTANG DUNIA PERSAPIAN

TRANSLATE

Harga Sapi Perah Dan Cerita Tentang Keju Mozarella Khas Malang

Ditulis oleh:

Untuk membuka usaha peternakan sapi perah, sebaiknya menggunakan Sapi Friesian Holstein. Sapi asli Belanda ini memang dikenal sebagai ternak sapi yang paling produktif karena mampu menghasilkan susu yang jumlahnya lebih banyak dibandingkan dengan sapi perah jenis lainnya. Itu sebabnya banyak orang mencari informasi mengenai harga sapi perah Friesian Holstein terkini. 

Sapi jenis ini awalnya dikembangbiakkan di sebuah dataran di Eropa yang sekarang dinamakan Provinsi Holland Utara dan Friesland di Belanda. Susu hasil produksinya banyak digunakan untuk membuat produk  keju mozarella.

Ada beberapa ciri khas Friesian Holstein untuk membedakannya dengan sapi lain yaitu:

  • Memiliki bulu berwarna hitam dengan bercak putih pada beberapa bagian tubuhnya
  • Bulu ekor pada bagian ujungnya berwarna putih
  • Memiliki ambing (kelenjar payudara yang menghasilkan susu) yang ukurannya cukup besar
  • Perangainya tenang dan jinak, sehingga mudah dipelihara
  • Kepala sapi panjang dan sempit, dengan ukuran tanduk pendek dan mengarah ke depan
  • Memiliki corak putih berbentuk segitiga pada bagian dahinya
  • Jika diternakkan dengan baik, berat sapi perah Friesian Holstein jantan bisa mencapai 1.000 kg (satu ton), sedang betina mencapai 650 kg.
  • Mudah menyesuaikan diri dengan lingkungan, meskipun pada beberapa kasus sapi jenis ini tidak tahan panas
  • Pedet (sapi yang baru dilahirkan) Friesian Holstein bobotnya bisa mencapai 45 kg.

Seperti yang sudah disinggung di awal, sapi perah Friesian Holstein merupakan jenis sapi perah dengan produksi susu terbanyak, bisa mencapai 6.000-8.000 kg per ekor untuk setiap masa laktasi di negara asalnya. Sapi ini mulai dikenal di Indonesia, ketika pemerintah Hindia Belanda mengimpornya dari Belanda pada tahun 1890-an, untuk meningkatkan kualitas sapi perah lokal. Oleh peternak lokal, sapi ini kemudian lebih dikenal dengan nama Fries Holland.

Namun saat berada di Indonesia, produksi susu hanya separuhnya yaitu 3.000-4.000 kg per masa laktasi untuk setiap ekornya (sekitar 10 liter per ekor dalam sehari). Namun demikian tetap lebih banyak dibandingkan dengan produksi susu dari jenis sapi lain yang sudah lama ada disini. Banyak peternak menyukai sapi perah ini selain karena hal tersebut diatas, sapi jantan Friesian Holstein juga sangat menguntungkan untuk diternakkan karena bisa menghasilkan daging cukup banyak ketika dipotong.

Hal inilah yang membuat permintaan akan bibit sapi perah Friesian Holstein terus meningkat. Dampaknya, harga sapi perah Friesian Holstein juga semakin mahal. Dibawah ini ada beberapa contoh harga untuk jenis kelamin betina yang ditawarkan di media online pada awal tahun 2021 sebagai berikut:

Umur 4-6 bulan : Rp5.000.000
Umur 11-12 bulan : Rp11.000.000
Umur 17-18 bulan : Rp17.000.000

Balai Besar Pembibitan Ternak Unggul dan Hijauan Pakan Ternak (BBPTU-HPT) Baturraden yang diharapkan mampu memasok kebutuhan bibit sapi perah mengaku kewalahan untuk memenuhinya. Permintaan bibit sapi perah bisa mencapai 1.000 ekor per tahun, sedangkan produksi bibit ternak yang bisa dihasilkan hanya 500 ekor per tahun.

Sapi Friesian Holstein yang dikembangbiakkan di BBPTU-HPT, induknya didatangkan langsung dari Australia dengan harga sekitar Rp19.000.000 per ekor. Untuk menjaga kualitas dari bibit yang dihasilkan, indukan akan diganti setiap 2 tahun.

Anak sapi yang lahir dari indukan tersebut jika betina, setelah besar dan bunting (sekitar umur 20 bulan) dijual dengan standar harga sapi perah Friesian Holstein yaitu Rp19.000.000 per ekor. Sementara sapi jantan umumnya dijual ke industri penggemukan sapi pada usia empat bulan dengan harga sedikit dibawah sapi potong.

Harga sapi perah Friesian Holstein hasil pengembangbiakan BBPTU-HPT Baturraden memang agak lebih tinggi dari harga pasaran, karena catatan atau silsilahnya jelas, sehingga produk susu yang dihasilkan untuk membuat keju mozarella bisa diperkirakan dengan pasti.

Sapi Holstein Dan Keju Mozarella Khas Malang

Kabupaten Malang adalah daerah penghasil susu terbesar di Jawa Timur, yang diproduksi oleh peternak maupun perusahaan pengolah susu dari sapi perah jenis Holstein. Contohnya pada tahun 2018 saja, Koperasi SAE Pujon total produksi susunya mencapai 90 ton per hari dan Greenfield Malang menghasilkan sekitar 270 ton susu per hari. Susu tersebut selain diolah sebagai minuman untuk produk makanan diantaranya adalah keju Mozarella.

Lantas bagaimana dengan keju mozarella khas Malang? Mengapa banyak orang yang googling dengan kalimat tersebut? Banyak yang menyangka keju mozzarella khas Malang ini tidak benar-benar ada. Ternyata, kalimat tersebut aslinya adalah sebuah komentar yang akhir-akhir ini dituliskan oleh banyak netizen di berbagai postingan yang viral di sosial media, yaitu: "Keju mozarella khas Malang Kak"

Sengaja diposting oleh akun Instagram yang memang menjual keju di Kota Malang, kalimat ini menjadi viral, karena dipakai untuk mengisi kolom komentar pada postingan yang dibuat oleh siapapun dan tentang apapun, dengan dengan susunan kata yang sama yaitu "Keju mozzarella khas Malang Kak".

Sontak kalimat tersebut membuat netizen menjadi hafal sekaligus juga kesal. Beberapa diantaranya kemudian menirukan kata-kata ini untuk mengomentari postingan dari akun lainnya, tapi dengan merubahnya dengan kata-kata yang lucu seperti: "Keju mozzarella khas Wuhannya Kak," karena sedang musim corona, atau "Keju mozarella khas israel Kak, beli satu gratis rudal," mengingat perang yang terjadi di Israel.

Netizen yang penasaran akhirnya menjadi follower akun penjual keju mozarella khas Malang tersebut hingga jumlahnya hampir 40 ribuan. Tidak hanya didalam negeri, komentar tentang keju mozzarella khas Malang ini juga beredar di akun Instagram maupun Twitter saja, tapi juga akun TikTok dari mancanegara. Beberapa dari mereka tampak bingung, hingga menanyakan apa maksud keju mozzarella khas Malang itu.

Wah, strategi marketing yang unik.