Kisahnya memang mengharu biru penonton. Bagaimana tidak, sementara si ibu tiri bersantai-santai di kamar, ia memaksa Ateng melakukan semua pekerjaan rumah tangga dari pagi hingga petang. Mulai dari menimba air, mencuci piring, bahkan sampai belanja di pasar.
Beberapa waktu kemudian, istilah "ibukota lebih kejam daripada ibu tiri", mendadak dimunculkan kembali oleh Ahok, yang saat itu menjabat sebagai Wakil Gubernur DKI. Menurutnya, itu kalimat yang salah! Yang benar adalah 'Ibukota lebih baik daripada ibu kandung yang miskin',
Maksud dari kata-kata tersebut, Ahok ingin menjadikan Ibu kota yaitu Jakarta, harus bisa menjadi tempat yang berpeluang menjadikan orang yang gigih dan tekun menjadi jadi kaya dan berhasil. Apapun jenis usahanya, termasuk menjadi peternak sapi perah.
Realitanya, memang ada beberapa peternak sapi perah yang berhasil, Seperti Rochmani, yang memiliki peternakan sapi perah di Pondok Ranggon. Didirikan sejak tahun 1992, saat ini ia memiliki puluhan sapi perah yang menghasilkan ratusan liter susu setiap hari.
Selain itu ada Cibubur Garden Dairy (Cibugary), peternakan sapi perah yang didirikan oleh Rahmat Albadhori, di Jalan Peternakan Raya, Pondok Ranggon, Kecamatan Cipayung, Jakarta Timur.
Cibubur Garden Dairy (Cibugary) tegolong peternakan sapi di Ibukota, yangmemiliki sejarah panjang karena berdiri sejak 1990-an, di daerah Kuningan, Jakarta Selatan.
Pada era tahun 1980-an, beternak sapi perah memang merupakan salah satu mata pencaharian utama masyarakat Betawi di wilayah Kuningan, Mampang, dan sekitarnya, yang dikenal dengan sebutan kantong susu Jakarta.
Seiring dengan semakin padatnya populasi serta masifnya proyek pembangunan, peternakan sapi perah yang berada di Kuningan, Mampang, Warung Buncit dan sekitarnya kemudian direlokasi oleh Pemerintah Provinsi DKI Jakarta ke Pondok Ranggon, Jakarta Timur.
Termasuk Cibubur Garden Dairy (Cibugary), yang kini berkemang pesat. Dengan jadwal pemerahan sebanyak dua kali dalam satu hari, yakni pada pukul 05.00 WIB dan pukul 14.00 WIB, produksinya mencapai 300-400 liter susu murni yang langsung didistribusikan kepada konsumen yang menjadi pelanggannya.
Sebagian diolah menjadi bahan baku kuah soto betawi, es krim, hingga puding susu yang biasa dijual di restoran makanan Turki. Juga menjadi produk olahan, seperti yogurt dan susu pasteurisasi yang diberi tambahan rasa.
Untuk diversifikasi uaha, selain bisnis susu sapi segar, sejak tahun 1996, Cibugary mengembangkan usahanya dengan membuka sekolah terbuka untuk anak-anak,
Segala macam pengetahuan tentang sapi perah, budi daya berikut produk yang dihasilkan akan diajarkan kepada anak-anak dengan cara yang menyenangkan dan mudah dicerna.
Berkat inovasi tersebut, Cibugary dan Pondok Ranggon didapuk sebagai desa wisata oleh Dinas Pariwisata dan Ekonomi Kreatif DKI Jakarta, serta terdaftar menjadi tujuan wisata yang layak dikunjungi di Jakarta, oleh Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif.
Manfaat penunjukan sebagai ikon wisata di Pondok Ranggon, juga dirasakan oleh masyarakat yang berada di Kawasan tersebut. Cibugary kini mempekerjakan sejumlah warga, utamanya ibu rumah tangga di sekitarnya untuk melayani pembuatan souvenir, goodie bag, katering, serta pemandu untuk wisata. Mereka ini tergabung dalam kelompok sadar wisata yang dibentuk oleh Dinas Pariwisata DKI Jakarta.
Lebih dari itu, peternakan sapi perah di Pondok Ranggon juga berperan besar dalam menekan kasus anak tengkes atau stunting karena susu segar yang sudah dikemas dalam botol kemudian diberikan kepada anak stunting.
Edukasi wisata terhadap anak-anak yang ditawarkan Cibugary juga diharapkan mampu menumbuhkan jiwa agrobisnis, yang pada akhirnya dapat membuat Jakarta memiliki kantung susu sapi kembali seperti tahun 1980-an.
Hebatnya berbagi aktifitas tersebut tetap berlangsung, walaupun pada akhir tahun 2019, dunia sedang menghadapi masalah besar. Berawal dari munculnya suatu wabah penyakit yang disebabkan oleh virus corona atau yang akrab disebut Covid 19, hampir semua aspek kehidupan mengalami berbagai perubahan yang semakin hari semakin mengkhawatirkan serta mendebarkan seluruh isi dunia.
Sugiono, yang pada masa itu menjabat sebagi Direktur Perbibitan dan Produksi Ternak, mewakili Ditjen PKH Kementan Republik Indonesia, menyampaikan apresiasinya kepada para peternak sapi perah di DKI Jakarta karena mampu bertahan di tengah beratnya kehidupan di Ibu Kota saat pandemi Covid-19.
Mereka juga sangat bersemangat berpartisipasi pada program Kementerian Pertanian (Kementan) pada tahun 2020, yaitu Sikomandan (Sapi Kerbau Komoditas Andalan Negeri). Dimana salah satu program di dalamnya ada kegiatan Inseminasi Buatan (IB), untuk mengangkat harkat dan kesejahteraan peternak.