Para pelaku bisnis sapi kurban harus bisa menawarkan produk dan jasa yang menarik, baik dari segi harga, kualitas dan pelayanan. Kombinasi ketiga faktor digunakan untuk merebut hati para konsumen, dapat diperoleh melalui inovasi, penerapan teknologi yang tepat, serta kemampuan manajerial untuk mengarahkan sumber daya perusahaan dalam memenangkan persaingan.
Hal yang perlu menjadi perhatian untuk memenangkan suatu persaingan bisnis sapi kurban , salah satunya adalah daya saing kualitas. Mialnya, sapi kurban yang akan dijual harus gemuk dan bebas dari penyakit..
Salah satu cara yang ditempuh adalah memberikan ramuan jamu tradisional khusus pendongkrak nafsu makan dan stamina sapi.
Jamu untuk sapi kurban, diracik dari bahan-bahan tradisional, ama dengan ramuan jamu penambah nafsu makan pada manusia. Terdiri dari aneka rempah, yaitu kunyit hitam, kunyit putih, jahe merah, jahe biasa, temulawak, sereh dan garam. Kemudian ditambahkan pemanis dari tetes tebu serta telur ayam. Selanjutnya, bahan bahan tersebut ditumbuk halus, diberi air dan direbus hingga mendidih.
Setelah matang, ramuan tersebut didinginkan di suhu ruangan dan diberikan kepada sapi yang akan dijual untuk kurban, sebanyak dua kali, pagi dan sore.
Efeknya konon cukup signifikan, ada penambahan bobot antara 25 sampai 30 persen, dibandingkan dengan sapi biasa yang tidak diberi jamu jamuan ini. Sebelum diberi jamu, bobot sapinya sekitar lima kwintal. Setelah diberi ramuan, bobot hidupnya naik menjadi tujuh kwintal lebih, demikian yang diklaim olah seorang peternak sapi bernama Idi Fitriyadi (51), warga Desa Sisalam, Kecamatan Wanasari, Brebes.