Selain kode tertulis, ada juga kode menggunakan jari yaitu dengan cara mengacungkan jempol atau mengacungkan jari kelingking dan jempolnya. Kode itu awalnya hanya berlaku di kalangan supir bus yang berasal dari jawa timur saja, namun akhirnya menjadi kode umum bagi para penikmat telolet.
Kini, klakson telolet 4 corong tergeser pamornya oleh klakson Basuri, sehingga muncul istilah “telolet basuri” yang kemudian menjadi viral juga.
Asal usul “telolet basuri” berasal dari suara unik dan khas yang dikeluarkan klakson sejumlah bus di Jawa Timur, karena dimodifikasi dengan menambahkan beberapa perangkat, seperti resonator dan kompresor.
Berbeda dengan klakson konvensional yang hanya bisa mengeluarkan satu nada saja, klakson basuri memiliki puluhan nada, berikut lagu singkat seperti: pink frog baby shark,ups and down by vengaboys, axel f, the ketcup song, avangers, play hard, running in 90’s, hip’s dont’ lie, vente pa’ca, pepas, the real slim shady, I am scatmen, smooth criminal, desart rain, barbie girl, animal by martin garix, ice-ice baby, mamma mia Beowulf, the boys meme, wheels on the bus, Mozart, dan lain sebagainya.
Karena kepopulerannya, telolet basuri menjadi fenomena menarik dalam sejarah Indonesia karena menunjukkan bagaimana sebuah budaya baru dapat berkembang dan menyebar dengan cepat di era digital.
Namun popularitas telolet basuri ternyata membawa beberapa dampak negatif yaitu; menimbulkan gangguan suara, membahayakan keselamatan pengguna jalan dan mengganggu ketertiban umum.
LARANGAN PENGGUNAAN KLAKSON TELOLET
Walaupun tren klakson telolet basuri menjadi viral hingga merambah ke mancanegara dan memberikan hiburan gratis bagi masyarakat, para penggunanya oleh beberapa lembaga yang bewenang, dinilai melanggar aturan.
Seperti Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) yang menyatakan bahwa penggunaan klakson telolet sangat membahayakan karena dapat menyebabkan kehabisan pasokan udara atau angin, sehingga berdampak pada fungsi rem kendaraan yang kurang optimal.
Oleh sebab itu, Direktorat Jenderal Perhubungan Darat telah memberikan surat edaran kepada seluruh Dinas Perhubungan se-Indonesia agar lebih memperhatikan dan memeriksa penggunaan komponen tambahan seperti klakson telolet pada setiap angkutan umum saat melakukan pengujian berkala.
Pihaknya juga mengimbau setiap penguji tidak meluluskan kendaraan angkutan umum yang melakukan pelanggaran seperti adanya pemasangan klakson telolet.
Selanjutnya, Polda Metro Jaya yang akan memberikan sanksi berupa tilang kepada para pengguna klakson telolet. Kasubdit Gakkum Dirlantas Polda Metro Jaya, AKBP Budianto menjelaskan alasannya sebagai berikut :
- Penggunaan klakson telolet sama saja dengan pemasangan sirine pada kendaraan non operasional polisi. Artinya, masyarakat umum yang menggunakan klakson telolet melanggar pasal 227 UU No 22 Tahun 2009 tentang angkutan jalan.
- Klakson telolet bisa menyebabkan kecelakaan. Suaranya yang sangat keras, akan membuat kaget sehingga berpotensi menghilangkan konsentrasi pengguna jalan lainnya.
Alasan kedua tidak mengada-ngada. Seperti yang terjadi di wilayah Yogyakarta beberapa waktu yang lalu.
Seekor kuda harus menemui ajalnya akibat ulah bis pariwisata yg membunyikan klakson telolet tepat dibelakang delman yang sedang ditariknya. Sepertinya kuda tersebut kaget, kemudian mengamuk dan berlarian tanpa tujuan hingga delman yg sedang ditarik akhirnya terlepas.
Kusir delman itu langsung mengejar, namun apa daya tenaganya kalah kuat. Kakinya lecet dan berdarah-darah, tanpa bisa mendapatkan kuda peliharaannya. Beberapa jam kemudian kuda tersebut ditemukan jauh dari tempat kejadian, dalam kondisi yang sangat mengenaskan.
Banyak sekali luka pada tubuhnya, dengan darah yang juga bercucuran. Tak tega melihatnya, kusir itupun memutuskan untuk menyembelih kuda tersebut.
Pada beberapa jenis hewan, suara atau getaran memang mempengaruhi psikologi hewan tersebut, apalagi suara yg cukup keras dan membuat gaduh.
Hal tersebut juga berlaku pada hewan sapi, kesimpulan tersebut didapatkan setelah satu kelompok peternak sapi perah di Wisconsin, USA, melakukan pengamatan selama satu tahun penuh pada proses pemerahan yang diiringi musik rock. Yang diteliti bukan iramanya melainkan tingkat kebisingannya.
Produksi susu yang dihasilkan kemudian ditabulasi, dibandingkan dan diidentifikasi setiap minggu.
Hasilnya, suara-suara bising dari musik pengiring artis-artis penyanyi seperti Slipknot, Linkin Park dan Marilyn Manson terbukti mengurangi jumlah produksi susu pada sapi perah, bahkan ada yg produksinya berhenti total karena sapinya mengalami stress.
Namun jika diperdengarkan suara asli dari penyanyi rock seperti Blink 182 dan Green Da, tanpa iringan musik, susu yg dihasilkan justru mengalir lebih deras.
Menurut para ahli, kelenjar hypofise yang mengeluarkan hormon adrenalin adalah organ tubuh pada sapi yang paling rentan terpengaruh oleh suara bising. Jika sapi terpapar oleh suara bising, maka kelenjar hypofise akan segera mengeluarkan hormon adrenalin dalam jumlah sangat banyak.
Hormon adrenalin ini kemudian menghambat produksi hormon oxytosin yang berperan merangsang sekresi susu pada sel-sel alveolus kelenjar mammae. Akibatnya, akan produksi susu juga terhambat.
Bagaimana, masih mau minta "OmTelolet Om" di Kawasan peternakan sapi ?