Dikalangan masyarakat, istilah pelestarian, pembibitan dan perkembangbiakan masih campur aduk dengan istilah pembibitan saja. Pembibitan sapi potong sampai saat ini masih merupakan sumber utama bagi usaha penggemukan sapi potong di Indonesia, walaupun ada sebagian kecil yang berasal dari impor namun secara umum kebutuhan konsumsi daging sapi di Indonesia sangat tergantung pada usaha pembibitan.
Sayangnya pembibitan lebih banyak dikelola oleh peternakan rakyat. Sampai saat ini elum ada perusahaan swasta atau perusahaan negara yang bergerak di bidang pembibitan sapi potong, karena usaha ini dinilai kurang menguntungkan.
Itu sebabnya, diperlukan pengetahuan yang mendalam agar peternakan tradisional mampu melakukan pembibitan sapi.
Penyebab utamanya masalah pembibitan di peternakan rakyat adalah kuantitas pakan yang diberikan serta cara penyapihan pedet yang kurang tepat.
Induk yang mengonsumsi pakan dengan kandungan nutrisi rendah selama laktasi serta penyusuan pedet, secara langsung akan mengganggu pertumbuhan induk maupun pedetnya, hingga menyebabkan kematian.
Untuk mendapatkan pedet yang cukup kuat, salah satu caranya memperhatikan dan merawat induk sapi yang akan melahirkan. Setidaknya 6 minggu sebelum beranak induk sapi sudah dikeringkan, maksudnya adalah menghentikan pemerahan selama ± 8 minggu menjelang sapi melahirkan kembali.
Dengan menghentikan pemerahan, maka induk akan memiliki cadangan nutrisi yang cukup untuk perkembangan janinnya. Hal ini juga akan memberi pengaruh pada kualitas dan jumlah antibody yang terkandung didalam kolostrum, yaitu susu pertama untuk pedet yang membuat pedet lebih sehat dan kebal penyakit setelah dilahirkan.
Jika induk mendapatkan pakan dengan kandungan energi dan atau protein yang rendah, janin memang tetap berkembang seperti pada umumnya, dengan nutrisinya mengambil dari tubuh induknya.
Jika berlangsung terus menerus, bisa berakibatnya bisa fatal, karena akan banyak permasalahan saat persalinan. Seperti terjadinya retensio placenta, berkurangnya imun atau kekebalan tubuh untuk melawan penyakit, seperti mastitis baik sebelum atau setelah beranak.
Oleh sebab itu, memberikan mineral dan vitamin pada induk yang bunting tua, dapat membantu perkembangan janin serta membantu mengatasi permasalahan tersebut.
Defisiensi nutrisi atau malnutrisi adalah kondisi dimana sapi tidak mendapatkan unsur pembangun tubuh seperti vitamin dan mineral yang dibutuhkan dalam kadar ideal agar tubuhnya bisa berfungsi dengan baik.
Defisiensi nutrisi bisa membuat pedet yang dilahirkan lebih rentan terserang penyakit, diantaranya diare. Untuk mencegahnya, bisa dilakukan dengan vaksinasi diare pada ternak bunting tua sebelum beranak.
Sebagai patokan, induk dewasa harus diinjeksi 4 – 6 minggu sebelum bersalin, dan diulang kembali satu bulan sebelum bersalin.
Sumber : Juknis Pemeliharaan dan Penyapihan Pedet Sapi Potong,Kementrian Pertanian Balai Embrio Ternak, Loka Penelitian Sapi Potong, Grati-Pasuruan, 2013.