Di Jabodetabek, pantauan suhu maksimum tertinggi terjadi di Soekarno/Hatta 35°C, Kemayoran 35°C, Tanjung Priok 34,8°C, dan Ciputat 34,7°C.Suhu udara yang lebih panas terjadi di perkotaan, terutama di kota besar seperti Jakarta. Fenomena udara gerah biasa terjadi pada saat memasuki musim kemarau.
Untuk Jabodetabek, periode April-Mei adalah bulan-bulan di mana suhu udara memang cukup tinggi. Apakah cuaca di Indonesia juga harus diperhitungkan saat membuka usaha ternak sapi? Simak penjelasannya dibawah ini.
Cuaca di lokasi kandang pastinya sangat berrpengaruh kepada produktifitas sapi yang ada didalamnya. Oleh sebab itu, langkah pertama yang harus dilakukan saat membuka usaha beternak sapi adalah konstruksi kandang yang harus menyesuaikan.
Yang paling utama dari kelayakan kandang adalah faktor kenyamanan dan kesehatan bagi ternak itu sendiri. Secara umum, konstruksi kandang harus kuat dan tahan lama. Hal ini berkaitan dengan keselamatan hewan ternak sekaligus jaminan keberlangsungan peternakan.
Kandang sapi perah juga harus memberikan kenyamanan bagi para pekerja yang terlibat dalam proses produksi. Bentuk dan tipe kandang sebaiknya disesuaikan dengan lokasi berdasarkan karakteristik agro ekosistemnya, antara lain cuaca di lokasi kandang.
Hal lain yang perlu diperhatikan dalam menentukan model kandang adalah tujuan pemeliharaan dan kondisi fisiologis ternak.
Standar model kandang sapi berkaitan dengan bentuk dan jenis atap, pengaturan ventilasi, dinding, dan alas/lantai. Dinding kandang yang baik adalah yang bisa dibuka dan ditutup. Pada siang hari dinding dapat dibuka agar terkena cahaya matahari dan sirkulasi udaranya baik. Pada malam hari dinding ditutup agar temperatur udara tidak terlalu dingin.
Di daerah dataran tinggi, kandang harus dibuat lebih tertutup agar temperatur udara di dalam kandang stabil dan hangat. Kandang sapi sebaiknya menjadi lokasi khusus yang memang diperuntukkan untuk kegiatan peternakan. Kandang, kantor, gudang pakan, kandang isolasi berada pada satu area peternakan.
Lalu bagaimana model kandang sapi perah yang cocok dengan iklim Indonesia?
Indonesia adalah salah satu negara beriklim tropis. Kebutuhan kandang sapi perah di negara beriklim tropis sebenarnya lebih sederhana dibanding negara beriklim subtropis atau dingin. Di daerah tropis, kandang ternak berfungsi untuk melindungi ternak terhadap temperatur udara pada malam hari, panas terik matahari pada siang hari, dan saat hujan.
Temperatur udara dan kelembapan udara di daerah tropis seperti Indonesia pada umumnya tinggi. Hal ini berakibat pada proses penguapan dari tubuh sapi yang cenderung terhambat. Pada kondisi ini sapi lebih berisiko mengalami cekaman panas. Maka dari itu akan lebih baik jika lokasi kandang berada pada ketinggian di atas 800 meter dari permukaan laut.
Model kandang yang sesuai dengan kondisi ini adalah yang atapnya tinggi, bangunannya luas, bahan atap yang tidak menghantarkan panas, dan memiliki ventilasi yang cukup. Daerah tropis juga memiliki curah hujan yang tinggi. Maka dari itu bentuk kandang harus mampu melindungi ternak dari cipratan air hujan.
Tipe kandang yang dapat digunakan di negara tropis adalah kandang terbuka dan tertutup. Masing-masing tipe memiliki kelebihan dan kekurangan. Kelebihan kandang terbuka antara lain: biaya pembangunan dan operasional murah, serta tidak tergantung dengan listrik. Kekurangannya perlindungan terhadap penyakit, pengaruh lingkungan, dan predator kurang baik.
Sedangkan kandang tertutup memiliki keuntungan, yakni dapat menciptakan suasana yang nyaman bagi ternak, mengurangi kemungkinan stres pada ternak, dan perlindungan terhadap ternak dari pengaruh lingkungan dan penyakit bisa maksimal. Kekurangan tipe kandang tertutup lebih pada biaya yang harus dikeluarkan, karena pembangunan dan operasionalnya yang mahal.
Kandang tertutup tergantung pada ketersediaan listrik untuk menunjang seluruh sistem di peternakan. Selain itu sistem sanitasi, sirkulasi udara, dan manajemen pemberian pakan atau pemerahan susu juga harus diatur dengan baik. Peternakan sapi perah di Indonesia pada umumnya masih menggunakan bentuk kandang konvensional.
Di dalam kandang konvensional, sapi perah ditempatkan dalam satu atau dua baris dan biasanya dibatasi oleh penyekat. Dengan alasan keterbatasan lahan, kandang model ini lebih banyak digunakan. Sebaiknya jika menggunakan bentuk konvensional, tidak perlu menggunakan penyekat. Kandang petak dengan sekat akan menyulitkan petugas untuk memerah susu.
Demikianlah sekilas informasi tentang kandang untuk membuka usaha beternak sapi yang menyesuaikan dengan cuaca di Indonesia. Selamat beternak!
Baca juga: Harga Sapi Perah Dan Cerita Tentang Keju Mozarella Khas Malang