Sedangkan Cambridge mendefinisikannya sebagai sebuah kondisi dimana bisnis mengeluarkan uang lebih banyak dibandingkan uang yang diperoleh atau kehilangan uang dengan cara yang lain.
Contoh rugi yang paling sering dialami oleh peternak, adalah sapi yang dipelihara tidak bertambah bobotnya bahkan jadi kurus karena tidak nafsu makan. Tidak hanya dialami oleh manusia, kehilangan nafsu makan ternyata juga sering dialami oleh sapi, baik sapi potong maupun sapi perah. Apa penyebabnya? Salah satu kemungkinannya adalah cacing pita.
BAGAIMANA SOLUSINYA?
Bagi yang sedang menggeluti bidang usaha ternak sapi, anda pasti pernah mengalaminya. Cestoda (atau Cestoidea) adalah nama yang diberikan untuk cacing pipih parasit dari filum Platyhelminthes. Spesies yang paling terkenal dari cestoda biasa disebut cacing pita. yang hidup di usus sapi lalu mengikuti aliran darah menuju otot dan masuk ke dalam daging.
Cacing pita adalah salah satu jenis cacing yang paling sering menyerang sapi. Jenis lainnya adalah Cacing hati (trematode), yaitu cacing berbentuk mirip daun dan pipih yang menyerang organ hati dan saluran empedu. Kemudian ada Cacing gilig (nematoda), yaitu jenis cacing yang berukuran sangat kecil dan hidup di dalam usus halus sapi.
Selain kurang nafsu makan, ciri-ciri lain yang menandai adanya cacing pita pada tubuh sapi, yaitu diare berkepanjangan, mata sayu, bulu yang kusam, kasar, dan berdiri, serta tubuh yang lemah. Keberadaan cacing sebagai parasit yang bersarang di dalam tubuh sapi memang dapat menimbulkan berbagai masalah dan kerugian seperti:
- Penurunan berat badan secara drastis.
- Pertumbuhan pedet (anak sapi) terhambat.
- Jumlah susu yang dihasilkan pada sapi perah makin menurun.
- Daging yang diasilkan kurang berkualitas.
- Jika dipotong, jeroannya rusak sehingga tidak laku dijual. Apabila tetap dikonsumsi, cacing dapat masuk dan menyerang tubuh manusia.
Tapi tak perlu khawatir, penyakit cacingan pada sapi bisa dicegah dan diobati. Berikut ini poin-poin yang harus diperhatikan agar usaha sapi anda tidak merugi.
1. Sanitasi Kandang
Cacing pita mudah berkembang biak di tempat lembap dan berair, maka usahakan kandang selalu dalam kondisi kering dan bersih dari kotoran yang menumpuk serta air kencing yang menggenang. Selain itu, sisa pakan yang tidak habis sebaiknya segera dibuang atau dijadikan kompos. Karena jika menumpuk dan kemudian lembek, bagian bawahnya menjadi lokasi favorit bagi cacing pita beserta larvanya berkembang biak.
2. Pakan Hijauan
Larva cacing pita biasanya menempel pada rumput-rumput basah. Oleh karena itu, apabila sapi akan digembalakan, maka waktu yang paling tepat adalah siang atau sore hari. Hal tersebut dimaksudkan supaya larva sudah tidak menempel lagi pada rumput-rumput yang sudah mengering oleh sinar matahari.
3. Waspadai Siput
Salah satu hewan perantara cacing pita yang menyerang sapi adalah siput air tawar. Di dalam tubuh siput, larva berkembang biak kemudian keluar dengan jumlah yang lebih banyak dan menyebar ke rumput-rumput dan dedaunan yang basah. Oleh sebab itu, untuk mengurangi jumlah cacing pita, perlu dilakukan pemusnahan inang-inang perantara. Anda dapat memelihara bebek kemudian menjadikan siput-siput itu sebagai makanannya.
4. Sediakan Obat Cacing
Untuk mencegah berkembangbiaknya cacing pita pada sapi, maka perlu disediakan obat cacing untuk diberikan dua bulan sekali secara rutin. Akan tetapi, apabila sapi sudah terlanjur terkena penyakit itu, maka pengobatan biasanya akan dilakukan oleh dokter hewan. Obat yang biasa digunakan, yaitu jenis Benzimidasol, Imidathiazol, dan Avermectin.
Jika sulit mendapatkan obat-obat tersebut, bisa juga menggunakan obat tradisional. Contohnya bawang putih yang ditumbuk lalu diminumkan atau dimakan dengan cara dicampur konsentrat.
Khusus untuk sapi yang terkena cacing gilig (nematoda), pengobatan akan lebih efektif apabila menggunakan buah nanas dengan catatan hanya untuk sapi yang sedang tidak hamil.
Semoga info ini berguna untuk mencegah peternak merugi!