Jangan Sampai Usaha Ternak Sapi Merugi Akibat Cacingan, Ini Solusinya

"Rugi" sebuah istilah yang tentunya tidak ingin dirasakan oleh peternak sapi. Rugi tidak selalu tentang uang tetapi juga barang, waktu, dan tenaga. Yang dimaksud dengan "rugi" adalah sebuah kondisi dimana seseorang tidak mendapatkan sesuai dengan apa yang sudah dikorbankan. Definisi KBBI, yang disebut rugi adalah adalah kurang dari harga beli atau modal, tidak mendapat laba atau manfaat, atau sesuatu yang tidak menguntungkan.

Sedangkan Cambridge mendefinisikannya sebagai sebuah kondisi dimana bisnis mengeluarkan uang lebih banyak dibandingkan uang yang diperoleh atau kehilangan uang dengan cara yang lain.

Contoh rugi yang paling sering dialami oleh peternak, adalah sapi yang dipelihara tidak bertambah bobotnya bahkan jadi kurus karena tidak nafsu makan. Tidak hanya dialami oleh manusia, kehilangan nafsu makan ternyata juga sering dialami oleh sapi, baik sapi potong maupun sapi perah. Apa penyebabnya? Salah satu kemungkinannya adalah cacing pita.

 

BAGAIMANA SOLUSINYA?

Bagi yang sedang menggeluti bidang usaha ternak sapi, anda pasti pernah mengalaminya. Cestoda (atau Cestoidea) adalah nama yang diberikan untuk cacing pipih parasit dari filum Platyhelminthes. Spesies yang paling terkenal dari cestoda biasa disebut cacing pita. yang hidup di usus sapi lalu mengikuti aliran darah menuju otot dan masuk ke dalam daging.

Cacing pita adalah salah satu jenis cacing yang paling sering menyerang sapi. Jenis lainnya adalah Cacing hati (trematode), yaitu cacing berbentuk mirip daun dan pipih yang menyerang organ hati dan saluran empedu. Kemudian ada Cacing gilig (nematoda), yaitu jenis cacing yang berukuran sangat kecil dan hidup di dalam usus halus sapi.

Selain kurang nafsu makan, ciri-ciri lain yang menandai adanya cacing pita pada tubuh sapi, yaitu diare berkepanjangan, mata sayu, bulu yang kusam, kasar, dan berdiri, serta tubuh yang lemah. Keberadaan cacing sebagai parasit yang bersarang di dalam tubuh sapi memang dapat menimbulkan berbagai masalah dan kerugian seperti:

  • Penurunan berat badan secara drastis.
  • Pertumbuhan pedet (anak sapi) terhambat.
  • Jumlah susu yang dihasilkan pada sapi perah makin menurun.
  • Daging yang diasilkan kurang berkualitas.
  • Jika dipotong, jeroannya rusak sehingga tidak laku dijual. Apabila tetap  dikonsumsi, cacing dapat masuk dan menyerang tubuh manusia.

Tapi tak perlu khawatir, penyakit cacingan pada sapi bisa dicegah dan diobati. Berikut ini poin-poin yang harus diperhatikan agar usaha sapi anda tidak merugi.

 

1. Sanitasi Kandang

Cacing pita mudah berkembang biak di tempat lembap dan berair, maka usahakan kandang selalu dalam kondisi kering dan bersih dari kotoran yang menumpuk serta air kencing yang menggenang. Selain itu, sisa pakan yang tidak habis sebaiknya segera dibuang atau dijadikan kompos. Karena jika menumpuk dan kemudian lembek, bagian bawahnya menjadi lokasi favorit bagi cacing pita beserta larvanya berkembang biak.

 

2. Pakan Hijauan

Larva cacing pita biasanya menempel pada rumput-rumput basah. Oleh karena itu, apabila sapi akan digembalakan, maka waktu yang paling tepat adalah siang atau sore hari. Hal tersebut dimaksudkan supaya larva sudah tidak menempel lagi pada rumput-rumput yang sudah mengering oleh sinar matahari.

 

3. Waspadai Siput 

Salah satu hewan perantara cacing pita yang menyerang sapi adalah siput air tawar. Di dalam tubuh siput, larva berkembang biak kemudian keluar dengan jumlah yang lebih banyak dan menyebar ke rumput-rumput dan dedaunan yang basah. Oleh sebab itu, untuk mengurangi jumlah cacing pita, perlu dilakukan pemusnahan inang-inang perantara. Anda dapat memelihara bebek kemudian menjadikan siput-siput itu sebagai makanannya.

 

4. Sediakan Obat Cacing

Untuk mencegah berkembangbiaknya cacing pita pada sapi, maka perlu disediakan obat cacing untuk diberikan dua bulan sekali secara rutin. Akan tetapi, apabila sapi sudah terlanjur terkena penyakit itu, maka pengobatan biasanya akan dilakukan oleh dokter hewan. Obat yang biasa digunakan, yaitu jenis Benzimidasol, Imidathiazol, dan Avermectin.

Jika sulit mendapatkan obat-obat tersebut, bisa juga menggunakan obat tradisional. Contohnya bawang putih yang ditumbuk lalu diminumkan atau dimakan dengan cara dicampur konsentrat.

Khusus untuk sapi yang terkena cacing gilig (nematoda), pengobatan akan lebih efektif apabila menggunakan buah nanas dengan catatan hanya untuk sapi yang sedang tidak hamil.

Semoga info ini berguna untuk mencegah peternak merugi!

Sapi Dapat Hidup Hingga Usia Berapa Tahun?

Sapi perah adalah jenis sapi yang dikembangbiakkan secara khusus karena kemampuannya dalam menghasilkan susu dalam jumlah besar. Pada umumnya, sapi perah termasuk dalam spesies Bos taurus. Pada awalnya, manusia tidak membedakan sapi penghasil susu dengan sapi potong. Apapun jenisnya, seekor sapi dapat digunakan untuk menghasilkan susu (sapi betina) maupun daging (umumnya sapi jantan). Baca selengkapnya...

Infeksi Penyakit Tetanus Pada Sapi Bisa Menulari Peternak

Tetanus adalah penyakit pada sapi yang disebabkan oleh infeksi bakteri Clostridium tetani. Infeksi penyakit Tetanus yang terjadi pada sapi, baik sapi perah maupun sapi potong, ternyata bisa juga menjangkiti peternak yang memeliharanya. Dampaknya bisa menyebabkan kelumpuhan, tentunya akan sangat merugikan, oleh sebab itu harus menjadi perhatian. Baca selengkapnya...

Jangan Berharap Untung Terlalu Muluk Jika Sapi Berbau Busuk

Manusia dianugerahi indra penciuman yaitu hidung untuk dapat membaui segala sesuatu yang ada di sekitarnya baik itu yang wangi ataupun busuk. Seperti apa sebenarnya bentuk bau-bauan itu? John Crimaldi, seorang ahli mekanika ingin mengetahui bagaimana manusia dan binatang dapat memetakan aroma dan menggunakan indra mereka untuk menjelajah. Baca selengkapnya...