Cara kerja bakteri penyebab Tetanus adalah dengan memproduksi racun yang disebut tetanospasmin. Racun ini jika menempel pada urat saraf di sekitar area luka dan akan dibawa ke sistem saraf pusat serta tulang belakang. Akibatnya akan terjadi gangguan pada aktivitas urat saraf, terutama pada saraf yang mengirimkan pesan ke otot.
Didalam tubuh sapi, bakteri yang berbentuk batang ini akan membentuk spora, sehingga sangat tahan terhadap pengaruh lingkungan dan bisa hidup bertahun-tahun di dalam tanah dan kotoran hewan. Namun spora bakteri ini akan mati jika terkena sinar matahari secara langsung selama 12 hari secara terus menerus.
Untuk dapat berkembang biak, bakteri ini memerlukan kondisi anaerob. Oleh sebab itu, luka dalam meski itu luka kecil sangat berpotensi terkena infeksi penyakit tetanus, terutama jika luka disebabkan oleh benda-benda yang sudah tercemar bakteri tersebut Di tempat luka, spora bakteri berubah menjadi bentuk vegetatif dan mulai memproduksi racun yang memiliki daya rusak lebih hebat daripada bakterinya sendiri.
Berbagai jenis hewan membawa bakteri ini di dalam ususnya tanpa menderita sakit. Sehingga banyak hewan baik ternak, peliharaan, maupun liar semua berpotensi sebagai penyebab infeksi penyakit tetanus.
Bakteri ini dapat masuk melalui luka yang tertutup atau luka dalam. Timbulnya penyakit ini pada hewan ternak seperti sapi juga didukung oleh lokasi peternakan sapi yang banyak terdapat tumpukan kotoran ternak karena jarang dibersihkan.
Luka pada hewan ternak biasanya terjadi saat kastrasi, pencukuran bulu pada domba, pemasangan nomor telinga pada sapi, proses kelahiran, dan luka lainnya seperti luka tusuk pada kaki, gigitan, patah tulang, atau luka robek.
Penyakit tetanus bersifat sporadik yang artinya sangat mudah menular pada hewan lain apalagi dalam satu lingkungan peternakan. Penyakit ini juga jarang berhasil diobati sehingga angka mortalitas hewan ternak yang terinfeksi mendekati 100%.
Gejala Klinis Infeksi Penyakit Tetanus
Gejala klinis penyakit tetanus pada semua hewan hampir mirip. Tanda awal yang muncul adalah terjadi kekakuan otot, gelisah, dan kejang umum yang berlebihan bila ada rangsangan seperti suara, sentuhan, cahaya, dan lain-lain. Saat kondisi kronis, terjadi demam yang sangat tinggi.
Bila yang terserang adalah otot fascia maka sapi akan susah membuka mulut, maka dari itu penyakit ini juga sering dikenal dengan istilah lockjaw. Gejala lain yang muncul adalah lubang hidung membesar, hewan bernafas dengan cepat, dan apabila diraba otot di bagian perut akan keras seperti papan.
Pengobatan Jika Terjadi Infeksi Penyakit Tetanus
Pengobatan tetanus pada sapi dapat dilakukan dengan:
- Merawat luka dengan cara membuang bagian jaringan yang rusak, kemudian dicuci dengan KMnO atau H2O2 dan diobati dengan antibiotika.
- Memberikan antitoksin tetanus dengan dosis yang sesuai
- Memberikan perlakuan khusus pada sapi yang sudah kena infeksi penyakit tetanus seperti: memberikan kandang yang bersih, kering, dan teduh. Kemudian, menyangga perutnya dengan kain dan menempatkan pakan pada tempat setinggi hidung, agar tetap bisa makan untuk membantu meningkatkan staminanya.
- Memberikan obat penenang dan obat untuk mengatasi kejang otot (muscle relaxan).
Pencegahan Infeksi Penyakit Tetanus
Penyakit Tetanus dapat dicegah dengan cara :
- Membersihkan kandang dan area penggembalaan dari benda-benda tajam.
- Apabila terdapat luka harus langsung dibersihkan, dikuret, atau didrainase dan diobati.
- Melakukan vaksinasi aktif maupun pasif untuk hewan-hewan ternak.
- Menggunakan peralatan yang steril untuk tindakan yang akan menimbulkan luka pada hewan ternak.
- Membersihkan kandang dari kotoran hewan secara berkala dan membuat kandang yang bisa terkena sinar matahari secara langsung.
Dengan mencegah infeksi penyakit Tetanus, selain dapat menjaga produktivitas juga dapat mencegah penularan penyakit ini kepada petenak.
Baca juga: Waspadai Sesak Nafas Akut Pada Sapi