Pejantan yang dikawinkan terus-menerus selama dua minggu, atau satu periode perkawinan selama tiga bulan, bertujuan untuk mendapatkan anak yang sejenis/seragam dalam satu musim kawin.
Sejak usia dua tahun, seekor sapi jantan dapat mengawini sekitar 60 ekor sapi perah betina dalam setahun. Berbeda jika menggunakan inseminasi buatan, pejantan dapat mengawini sampai dengan 10.000 ekor betina dalam kurun waktu 1 tahun. Seiring pertumbuhan sapi jantan, kemampuannya dalam membuahi betina pun kian meningkat.
Kemampuan tertingginya dicapai saat sapi berusia 5-7 tahun. Oleh karena itu, biasanya sapi jantan dipertahankan peternak dalam waktu lama, bisa sampai 15 tahun lebih. Sayangnya tidak semua sapi jantan bagus digunakan sebagai pejantan atau pemacek. Ada pula sapi jantan usia 1-2 tahun yang terpaksa dikebiri kemudian dimanfaatkan sebagai penghasil daging yang enak untuk barbeque.
Jenis sapi seperti ini disebut dengan steer. Selain istilah steer, ada juga istilah stag yang digunakan untuk menyebut sapi jantan yang berusia lebih dari 2 tahun dan harus dikebiri lalu dijadikan sapi potong. Meski setengah dari anak sapi yang dilahirkan adalah sapi jantan, akan tetapi hanya sebagian saja yang cocok dijadikan sapi pemacek atau sire. Peternak akan memelihara sisa pedet untuk menghasilkan veal (pedet sapi perah).
Anak sapi yang tidak cocok dijadikan pejantan atau pemacek penanganannya berbeda-beda, di antaranya:
- Anak sapi berumur beberapa hari bisa dijual untuk kemudian dipotong sebagai sumber daging yang enak untuk barbeque. Jenis sapi ini disebut dengan istilah bob veal/veal calves atau deacon calves;
- Dipelihara sebagai feeder calves dengan tujuan supaya dapat menjadi dairy beef.
Sapi jantan dewasa atau yang dikenal dengan sebutan bull pertumbuhannya lebih cepat dibandingkan dengan sapi dara. Semakin dia bertumbuh, sapi jantan akan kian sulit ditangani bahkan bisa menyerang dan mengancam keselamatan peternak. Oleh sebab itu, pedet jantan yang telah usai masa veal biasanya akan dikebiri atau dikastrasi. Pemberian pakan pedet sapi perah pun tidak bisa sembarangan apabila ingin memperoleh hasil optimal, dibawah ini ada beberapa jenis pakan sesuai tujuannya yaitu:
1. Pakan untuk Veal Calves Sebagai Penghasil Daging Yang Enak Untuk Barbeque
Veal calves merupakan pedet sapi perah yang telah berumur 6-8 minggu dan berat badannya mencapai 100 kg. Karakter pedet yang satu ini adalah karkasnya yang cenderung berotot disertai lapisan lemak punggung dan diharapkan dapat menghasilkan daging berkualitas yang berwarna merah muda. Pakan veal calves adalah susu atau pengganti susu. Patokan pemberian susu sebanyak 5 kg untuk setiap kilogram daging yang dihasilkan. Pakan berupa pengganti susu sebanyak 0,7 kg per 1 kg daging.
2. Pakan Feeder Calves
Tujuan pemeliharaan anak sapi ini adalah demi mendapatan keuntungan besar ketika dijual. Sehingga sebisa mungkin membuat sapi mencapai berat 200-370 kg ketika telah berumur 6 bulan. Pemberian pakan untuk feeder calves sebanyak 2,5 kg konsentrat setiap harinya plus hijauan.
3. Pakan Yearling Steer
Tidak semua veal calves dijual atau dipotong. Sisa veal calves tersebut akan dipelihara hingga usianya genap setahun yang dikenal dengan nama yearling steer. Setiap hari yearling steer diberi pakan berupa konsentrat dan aneka jenis hijauan sebanyak 1-1,5 kg. Diharapkan bobot tubunya dapat mencapai 360 kg dalam satu tahun.
4. Pakan Dairy Beef
Yearling steer yang dipelihara hingga mencapai bobot 500 kg dan sudah dapat disembelih disebut dairy beef. Berikan hijauan sebanyak mungkin agar cepat mencapai berat yang diinginkan. Pakan konsentrat wajib dikurangi.
Demikian pembahasan mengenai sapi jantan sebagai penghasil daging yang enak untuk barbeque dan cara ternak sapi jantan dengan pemberian pakan yang tepat. Berikan pakan dengan benar agar pertumbuhannya maksimal.
Baca juga: Harga Sapi Perah Dan Cerita Tentang Keju Mozarella Khas Malang