Program Pendidikan Luar Sekolah Berikut Pelatihan, Khusus Untuk Peternak Sapi

Selamatkan Peternak Indonesia! Demikian tagline yang kami canangkan, sebagai hasil kesepakatan dari para pengelola website ini yang terdiri dari berbagai kalangan, mulai dari para pelaku bisnis ternak sapi, pengurus komunitas peternak, hingga para tenaga pendidik yang memiliki idealisme untuk terus memperjuangkan nasib para peternak sapi di Indonesia.

Mengapa Peternak Indonesia Harus Diselamatkan? Peternakan sapi sebagai contoh, mayoritas dilakukan oleh peternak skala rumahtangga yang merujuk pada sistem pemeliharaan secara tradisional. Ciri khas peternakan dengan model tersebut adalah, tidak pernah mengenal apa yang disebut sebagai segitiga produksi peternakan, yaitu keterpaduan langkah antara bidang pembibitan (Breeding), pakan, (Feeding), dan tata laksana (Management). Padahal ketiga hal tersebut sangat berpengaruh pada tingkat kesuksesan peternak.

Ketidakmengertian peternak disebabkan oleh minimnya ilmu pengetahuan dan ketrampilan akibat “keyakinan”, bahwa tatacara beternak sapi yang telah mereka jalankan sejak jaman dahulu itu adalah yang terbaik. Mereka lupa bahwa situasi dan kondisi sekarang ini telah jauh berubah.

Bibit sapi unggul yang dahulu mudah didapatkan, sekarang seperti barang antik yang semakin sulit dijumpai. Bibit yang tersedia bukan lagi keturunan murni dari ternak sapi asli yang memiliki banyak kelebihan dalam hal penyesuaian terhadap situasi dan kondisi di lokasi peternakan tersebut berada.

Juga ketersediaan pakan, yang tidak pernah mencukupi, sebagai akibat dari maraknya alih fungsi lahan. Pakan yang dahulu bisa didapatkan dengan mudah dan murah, kini telah menjadi sumber pengeluaran yang sangat besar, yang besarannya mencapai angka 70-80% dari total biaya operasional. Penyebabnya adalah lokasi sumber pakan berada jauh dari kandang. Artinya, diperlukan modal lebih besar untuk menyediakan pakan, walaupun hanya mempertahankan hidup ternak sapinya saja.

Cuma mempertahankan hidup? Pastinya, karena untuk bisa mencapai target pertambahan berat badan tertentu, jumlah biaya yang harus dikeluarkan akan semakin besar, termasuk resiko yang harus ditanggung. Bukan saja pada saat pemeliharan tetapi juga pada saat penjualan. Hal itu terjadi karena tataniaga yang semakin kacau, akibat beberapa kebijakan pemerintah yang tidak pro kepada peternak sapi.

Seperti tidak terkontrolnya distribusi daging impor, dimana daging eks impor yang pada awalnya ditujukan untuk memenuhi kebutuhan industri justru membanjiri pasar tradisional. Akibatnya, harga ternak sapi terus merosot karena harus bersaing dengan daging impor yang harganya dipatok jauh lebih murah daripada daging sapi lokal yang dijual di pasar becek.

Tak hanya itu, bidang usaha peternakan sapi juga semakin kurang diminati. Hasil penelitian yang dilakukan di wilayah Asia, termasuk Indonesia, mayoritas generasi muda tidak lagi tertarik untuk beternak sapi, sementara para peternak yang ada semakin bertambah usianya.

Dari hasil Sensus Pertanian Tahun 2015, jumlah peternak sapi di indonesia saat ini kurang lebih 5.200.000 orang. Jumlah tersebut terbagi berdasarkan umur sebagai berikut:

  • Diatas 45 tahun: 3.120.000 orang.
  • Antara 35 - 45 tahun: 1.352.000 orang.
  • Dibawah 35 tahun:   624.000 orang.

Bayangkan apa yang akan terjadi 10-15 tahun mendatang? Ketika peternak yang sekarang berumur diatas 45 tahun tidak mau lagi memelihara sapi karena faktor kemampuan fisik dan psikisnya sudah jauh menurun. Coba hitung berapa jumlah penggantinya, tidak ada separuhnya bukan? Lantas, bagaimana Swasembada dapat tercapai dengan jumlah peternak yang semakin menyusut?

Atas dasar itulah, pada tahun 2004 kami mencoba membuat website yang khusus membahas bidang peternakan sapi, dengan nama duniasapi.com. Website tersebut merupakan bentuk solidaritas kami, dengan cara menyebarluaskan ilmu pengetahuan tentang peternakan melalui teknologi internet. Target utamanya adalah peternak pemula. Terus terang, kami tidak dapat terlalu berharap banyak kepada para peternak sapi senior, karena rata-rata mereka tidak akrab dengan teknologi informasi.

Target selanjutnya adalah para calon peternak yang kami harapkan bisa menjadi generasi penerus. Itu sebabnya, konten yang di-upload adalah artikel-artikel yang menarik, menyenangkan, dan ringan melalui pemilihan tata bahasa yang mudah dimengerti, namun tetap berbobot dalam hal isi.

Respon dari para pembaca ternyata sangat luarbiasa. Dalam tempo tidak terlalu lama, jumlah pengunjungnya meningkat luar biasa. Bahkan seringkali “down” karena tidak sanggup melayani. Pada tahun 2007, kami meng-upgrade website ini agar lebih “powerfull”, walaupun pada kenyataannya hanya mampu bertahan 3 tahun saja dan kembali mengalami banyak kendala akibat melimpahnya pengunjung.

duniasapi menteri pertanianPada tahun 2010, kami memutuskan untuk mengelolanya secara profesional dibawah PT. Rumpun Sejathi. Reborn dan relaunching versi baru, dilakukan pada event akbar "Indolivestock" Tanggal 08 Juli tahun 2010, disaksikan langsung oleh  Menteri Pertanian Republik Indonesia pada saat itu yaitu Bapak Ir. H. Suswono, MMA.

Upaya yang kami lakukan belasan tahun silam itu, kini membuahkan hasil. Bidang usaha peternakan kembali naik daun. Berbagai kalangan masyarakat, mulai dari pelajar, karyawan, profesional dan para purna bakti (pensiunan), banyak yang tertarik untuk beternak. Tidak hanya sapi tapi juga komoditas ternak lainnya.

Hal tersebut sungguh menggembirakan, karena kita sebagai manusia adalah mahluk yang mempunyai ketergantungan sangat tinggi terhadap lingkungan sekitarnya. Banyak hal dibutuhkan untuk menunjang kehidupan manusia sejak dilahirkan hingga meninggalkan alam fana, utamanya adalah makanan. Dengan akal dan pikiran yang dimiliki, manusia akhirnya bisa menemukannya dari sumber daya alam.

Hewan adalah salah bagian dari sumber daya alam tersebut. Pada awalnya jumlah hewan sangat berlimpah, namun ketika populasi manusia terus bertambah menyebabkan terjadi eksploitasi secara besar-besaran. Kelangkaan sumber pada daya alam akan sangat berdampak besar terhadap kelangsungan umat manusia di muka bumi.

Oleh karena itu manusia dituntut untuk mencari cara agar kebutuhannya terpenuhi tetapi tidak merusak alam bahkan menjaga kelestariannya, demi kebutuhan sekarang maupun generasi yang akan datang. Salah satu upayanya adalah dengan budidaya. Budi daya adalah kegiatan terencana pemeliharaan sumber daya hayati yang dilakukan pada suatu areal lahan untuk diambil manfaatnya.

Kegiatan budi daya dapat dianggap sebagai inti dari usaha tani. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, budi daya (husbandry) adalah "usaha yg bermanfaat dan memberi hasil". Budi daya hewan dimulai dari pembesaran bakalan (hewan muda) atau bibit pada suatu lahan tertentu selama beberapa waktu untuk kemudian dijual, disembelih untuk dimanfaatkan daging serta bagian tubuh lainnya, diambil telurnya, atau diperah susunya, namun tidak termasuk pengolahan produknya. Jadi, budidaya hewan dilakukan hanya untuk mendapatkan manfaat/hasil panennya saja.

Jika tujuannya untuk "mencari keuntungan finansial" dengan penerapan prinsip-prinsip manajemen pada faktor-faktor produksi yang telah dikombinasikan secara optimal, maka kegiatannya disebut sebagai peternakan. Jadi, intinya beternak itu harus menguntungkan!

Dilihat dari sisi bisnis, peternakan memang tergolong jenis usaha yang cukup menjanjikan di masa depan. Dengan semakin bertambahnya jumlah manusia, maka kebutuhan akan daging, susu, telur dan hasil olahan produk peternakan akan terus meningkat. Dengan demikian peluang sukses untuk menjadi seorang wirausaha di bidang peternakan sesungguhnya sangatlah besar!

Apalagi dengan pesatnya perkembangan teknologi, limbah yang sejak dahulu dianggap sebagai masalah kini telah menjadi sumber pendapatan dari suatu peternakan, bahkan menjadi pendapatan utama. Termasuk potensi dari industri pakan yang tidak dapat dipandang sebelah mata. Dengan demikian peluang sukses untuk menjadi seorang wirausaha di bidang peternakan sesungguhnya sangatlah besar!

Saat kita berbicara mengenai wirausaha, tentunya tidak terlepas dari modal yang dibutuhkan sebagai start awal.  Modal ini bisa berupa uang dan tenaga (keahlian). Modal uang biasa digunakan untuk membiayai berbagai keperluan usaha, seperti biaya prainvestasi, pengurusan izin, biaya investasi untuk membeli aset, hingga modal kerja. Sedangkan modal keahlian adalah kepiawaian seseorang dalam menjalankan suatu usaha.

Perhitungan modal awal sangat penting untuk dilakukan, karena akan memberi gambaran mengenai kesiapan untuk menjalankan wirausaha peternakan yang dipilih. Jumlah modal yang tidak mencukupi, selain dapat menghentikan usaha ternak yang sedang dirintis, juga beresiko menimbulkan kerugian di masa yang akan datang.

Modal awal juga akan menjadi faktor penentu keuntungan yang akan didapatkan. Memang ada pemeo yang mengatakan bahwa "semakin besar modal, semakin tinggi produktivitas". Namun hal tersebut tentu akan tergantung pada tingkat keberhasilan bisnis peternakan yang dijalankan. Jadi, apapun jenis usaha peternakan yang telah dipilih, lakukan hal tersebut dengan penuh perhitungan.

 

 

Peternak Sukses Adalah Obsesi Kami!

Untuk mencapainya, kami lakukan dengan merancang Program Pendidikan Luar Sekolah berikut Pelatihan, khusus  untuk peternak dan calon peternak, untuk berbagai jenis komoditas ternak, mulai dari sapi, kambing, domba, itik, ayam, kelinci, ikan air tawar dan babi.

Materi yang kami susun tidak hanya menarik namun juga sistematis, logis, benar dan ilmiah dan disesuaikan dengan kemampuan peserta. Menarik, karena kepada para peserta akan diberikan informasi seluas-luasnya mengenai manfaat usaha peternakan selain keuntungan finansial yang didapat.

Sistematis artinya program disusun dalam suatu urutan teratur, sehingga para peserta memahami materi yang diberikan.  Logis dan benar, materi yang diajarkan berlandaskan teori yang kuat, tidak menyimpang dari disiplin ilmu peternakan, serta dapat dipertanggungjawabkan secara ilmiah, karena lembaga kami berafiliasi dengan beberapa organisasi dan instansi terkait seperti:

 

  1. Perhimpunan Peternak Sapi dan Kerbau Indonesia (PPSKI); cikal bakal organisasi peternak sapi di Indonesia, yang dibentuk sejak tahun 1976.
  2. Balai Penelitian Ternak; lembaga pemerintah yang diberi tugas untuk  mencari dan meningkatkan manfaat dari sumberdaya peternakan, menghasilkan dan mendiseminasi  inovasi teknologi, membangun jaringan kerjasama dan pertukaran informasi teknologi, serta meningkatkan kualitas sarana dan prasarana penunjang kegiatan penelitian peternakan, termasuk juga kualitas sumberdaya manusianya.
  3. Fakultas Peternakan Universitas Padjadjaran, sebuah perguruan tinggi yang sejak dahulu sudah terkenal sebagai lembaga pendidikan yang peduli dengan nasib peternak. Terbukti dari banyaknya insan-insan peternakan yang lahir disini, mulai dari pelaku usaha, pemerhati, tokoh organisasi maupun  para pengambil kebijakan.

 

Itu sebabnya, tim Pendidikan Luar Sekolah berikut pelatihan yang kami selenggarakan, dimentori oleh para tokoh, ahli dan trainer spesialis yang sangat kompeten di bidangnya, antara lain:

 

Dr. Ir. Rochadi Tawaf, MS.

rochadi tawaf

  • Penasehat Program Pendidikan Pelatihan Wirausaha Ternak Duniasapi
  • Anggota Dewan Riset Daerah (DRD) Jawa Barat (2011 – 2013)
  • Anggota Majelis BP3IPTEKS Provinsi Jawa Barat (2016-sekarang)
  • Konsultan ahli pada PT. Berdikari (persero), 2012
  • Anggota Forum Ekonomi Jawa Barat, 2013
  • Tenaga Konsultan dengan Sahabat Cipta dan Dairy Danone Ciater Project dalam Pembinaan Kelompok Peternak sapi Perah di Ciater anggota KPSBU  sejak 2011-2014

Selengkapnya...

 

 

Prof. Dr. I Ketut Sutama

ketut sutama

  • Trainer Program Pendidikan Pelatihan Wirausaha Ternak Duniasapi Untuk Komoditas Kambing - Domba
  • Secretary & Member of Expert Team (Consultant) Agriculture Development, Mulia Group International & Indonesian Agency for Agriculture Research and Development (IAARD) in Papua New Guinea.
  • Short term consultant Development of beef cattle at transmigration area, Dep. of Labor and Transmigration, Republic of Indonesia
  • Chairman of the Organizing Committee On Seminar Improved Dairy and meat Goat Production for Small-scale farmers in Asia. Food and Fertilizer Technology Center for the Asian and Pacific Region (FFTC-APAC)-Taiwan ROC.
  • Food and Fertilizer Technology Center for the Asian and Pacific Region (FFTC-APAC)-Taiwan ROC, AARD- Dep. of Agriculture Republic of Indonesia

Selengkapnya...

 

Dr. Ir. L. Hardi Prasetyo

Hardi Prasetyo

  • Trainer Program Pendidikan Pelatihan Wirausaha Ternak Duniasapi Untuk Komoditas Itik
  • Research Fellow pada National Institute of Agrobiological Resources, Tsukuba, Japan.
  • Research Fellow pada ‘REPROGEN’, University of Sydney, Sydney, Australia
  • Anggota Sub Komisi Bibit Ternak Unggas, Direktorat Jenderal Produksi dan Kesehatan Hewan
  • Anggota Dewan Redaksi “Jurnal Ilmu Ternak dan Veteriner”

Selengkapnya...

 

Ir. Pius P. Ketaren, M.Sgr.Sc, PhD.

pius

  • Manajer Kartika Poultry Farm, Ciawi, Bogor.
  • Manajer Produksi, Pembibitan Ayam HyLine, PT. Hyline Indonesia (Hidon), Sukamahi, Ciawi, Bogor.
  • Peneliti Nutrisi Unggas, Balai Penelitian Ternak, Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian, Departemen Pertanian, Jakarta, Indonesia.
  • Konsultan Nutrisi, Perusahaan Pembibitan, Produksi Telur dan Daging  (PT. Hyline Indonesia-Hidon). Jakarta, Indonesia.
  • Konsultan USAID, Proyek Penelitian Peternakan Unggas di Indonesia.

 Selengkapnya...

 

Ir. Yono Cahyanto Raharjo MSc.Agr.

yono cahyanto ahli kelinci

  • OC, International Seminar on Rabbit Production in Indonesia I. Bogor 2017
  • Member American Rabbit Breeders Association
  • Head of R&D Dept National Rex Rabbit Club, USA
  • Member World Rabbit Science Association
  • Chairman Indonesian Branch-World Rabbit Science Associ. – Himpunan Masy. Perkelincian Indonesia (HIMAKINDO)

Selengkapnya... 

 

Prof. Dr. Ir. I-Wayan Mathius MSc.

Wayan Mathius

  • Beliau adalah alumnus SMA Katholik Surya di Atambua, Nusa Tenggara Timur, lulus pada tahun 1969. Tahun 1975 menyelesaikan pendidikan Sarjana Muda dalam bidang Produksi Peternakan pada Universitas Nusa Cendana Kupang, NTT dan Program S1 (1979) di Universitas Udayana Bali dalam bidang yang sama.
  • Pada  tahun 1987 mendapat gelar MSc dari Departement of Animal Science, Oregon State University, Corvallis-USA. Gelar Doktor diperoleh pada tahun 1996 dari Program Pascasarjana IPB, Bogor.

Selengkapnya...

 

Dr. Ir. Rd. Hery Supratman,MS

hery supratman image

  • Tokoh akademisi sekaligus praktisi dibidang peternakan, yang aktif melakukan penelitian serta membuat aneka produk yang sangat dibutuhkan oleh para peternak.
  • Konsultan pada beberapa usaha ternak untuk formula pakan, produk pakan, mesin pembuat pakan  serta merancang pabrik pakan.
  • Selalu berusaha untuk menciptakan produk yang dapat langsung diaplikasikan dan dimanfaatkan oleh peternak, agar bidang peternakan tetap berkelanjutan.

Selengkapnya...

 

Dr. Ashari

dr ashari thahar

  • Rural Techniques di Queensland Agricultural College, Qld, Australia (1976 – 1977).
  • Fakultas Biologi, Universitas Gajah Mada - Yogyakarta (1964–1970)
  • Training Workshop on Livestock Sosio-economics Res. And Devel 1983, Kasetsart Univ.
  • Pasca Sarjana Universitas Padjadjaran (S-3), Bandung ( 1982 – 1992)
  • A biology degree (Department of Zoology / Ecology) in 1970 from the University of Gadjah Mada.

Selengkapnya...

 

Ir. Elizabeth Julia Juarini, M.Sc.

Elizabeth Julia Juarini 1

  • Memperoleh gelar sarjana Peternakan pada tahun 1976 di Institut Pertanian Bogor. Pendidikan S2 pada tahun 1982 jurusan Agricultural Science (behavioral phisiology) di The University of Adelaide, South Australia.
  • Jenjang fungsional Ajun Peneliti Madya diperoleh pada tahun 1999 dalam bidang penelitian Manajemen Peternakan. Sedangkan pertama kali menduduki jabatan fungsional Asisten Peneliti Muda pada tahun 1995 dengan bidang yang sama.Peneliti Madya diperoleh sejak tahun 2004 sampai saat ini.

Selengkapnya..

 

 

 

 

 

TARGET PESERTA PROGRAM PENDIDIKAN LUAR SEKOLAH BERIKUT PELATIHAN

Kami membidik para calon peternak dan peternak berpengalaman, yang terdiri dari:

  • Para karyawan dan wirausahawan yang ingin alih profesi.
  • Para pensiunan yang ingin memiliki usaha yang menyenangkan dan menguntungkan
  • Para peternak yang ingin meningkatkan pengetahuan dan pendapatan dari usaha yang dijalankannya.

 

Demikian info tentang program Pendidikan Luar Sekolah berikut Pelatihan yang kami tawarkan. Jika membutuhkan informasi lebih lanjut silahkan menghubungi kami melalui telpon/Whatsapp Messenger: 0811112227 (Abrianto)

Heboh Fenomena Anakan Sapi dengan Indera Penglihatan dan Penciuman Ganda

Pada beberapa waktu lalu pasutri asal Jombang, Slamet (30) dan Misni (31) dikejutkan dengan kelahiran seekor anakan sapi milik mereka yang lahir dengan kondisi tak lazim. Apabila diperhatikan sekilas memang tidak ada yang aneh dengan organ pernafasan anak sapi berwarna hitam putih tersebut. Namun, jika diperhatikan dengan seksama, terdapat 4 lubang pada bagian hidungnya. Baca selengkapnya...

Bagaimana Caranya Agar Mendapatkan Hasil Maksimal Dari Usaha Peternakan Sapi Potong?

Untuk dapat meningkatkan produksi ternak, maka peternak harus melakukan beberapa program, antara lain: penambahan indukan impor, pengembangan Hijauan Pakan Ternak (HPT), penanganan gangguan reproduksi, penyelamatan sapi betina produktif dan penanggulangan dan pemberantasan penyakit hewan. Baca selengkapnya...

5 Tradisi Unik Idul Adha Yang Mengunakan Sapi

Idul Adha berkaitan erat dengan sapi. Hal ini lantaran sapi menjadi hewan mayoritas yang di qurbankan selain kambing. Nah, bicara soal sapi tak melulu soal kondisinya sebagai hewan ternak, tetapi juga soal kuliner berbahan sapi. Di Indonesia begitu kaya akan kuliner sapi. Uniknya kuliner-kuliner tersebut hadir dengan keunikan rasa dan budayanya masing-masing, termasuk saat Idul Adha. Berikut ini adalah beberapa tradisi Idul Adha unik yang ada di berbagai penjuru Indonesia. Baca selengkapnya...