Namun, ketika seleksi buatan mulai diterapkan, jenis sapi tertentu mulai dikembangkan untuk menghasilkan susu dalam jumlah besar. Jenis sapinya disebut sebagai sebagai sapi perah. Sapi jenis ini dapat digembalakan maupun dipelihara di dalam kandang secara komersial dalam usaha peternakan sapi susu. Ukuran peternakan dan jumlah sapi perah dapat bervariasi tergantung luas kepemilikan lahan dan struktur sosial.
Di Selandia Baru, jumlah kepemilikan sapi perah rata-rata 375 ekor per peternak. Di Australia, jumlah kepemilikan sapi perah rata-rata 220 ekor per peternak. Di Inggris, terdapat dua juta ekor sapi perah dengan rata-rata kepemilikan 100 ekor. Di Amerika Serikat, jumlah kepemilikan sapi bervariasi antara selusin hingga 15.000 ekor.Sedangkan di Indonesia, kepemilikan sapi perah rata-rata hanya 4 ekor per peternak.
Untuk dapat menghasilkan susu, peternak harus dapat mempertahankan periode laktasi, atau dengan kata lain sapi perah harus beranak. Sapi perah betina dapat dikawinkan dengan pejantan dari ras yang sama, agar mendapatkan anak sapi betina penghasil susu. Jika anak yang didapatkan berupa sapi betina, maka bisa dipelihara untuk dijadikan pengganti sapi perah yang telah tua.
Jika anak yang didapatkan berupa sapi jantan, maka ia bisa dijadikan sapi potong. Peternak dapat memilih untuk membesarkannya sendiri, atau dijual ke penggemukan sapi yang nantinya disembelih untuk mendapatkan daging sapi muda.
INSEMINASI BUATAN UNTUK SAPI PERAH
Peternak sapi perah umumnya melakukan inseminasi buatan untuk menghemat biaya pemeliharaan ternak jantan, dapat mengatur jarak kelahiran ternak dengan baik, mencegah terjadinya kawin sedarah pada sapi betina (inbreeding). Sedangkan tujuan dilakukan inseminasi buatan adalah untuk memperbaiki mutu genetika ternak, bahkan tidak mengharuskan pejantan unggul dibawa ke tempat yang dibutuhkan sehingga dapat mengurangi biaya.
Tujuan lainnya adalah untuk mengoptimalkan penggunaan bibit pejantan unggul secara lebih luas dalam waktu lebih lama, meningkatkan angka kelahiran dengan cepat dan teratur, serta untuk mencegah penularan penyakit kelamin.
Inseminasi buatan pada sapi perah betina dilakukan pada usia 13 bulan, dengan masa kehamilan sekitar sembilan bulan. Anak sapi yang baru lahir segera dipisahkan dari induknya (umumnya setelah tiga hari) karena hubungan antara anak sapi dan induknya dapat bertambah intens seiring berjalannya waktu sehingga pemisahaannya dapat menyebabkan stres bagi induk sapi.
TINGKAT PRODUKSI SUSU
Sapi perah menghasilkan susu sepanjang hidupnya, dengan kisaran 6.800 sampai 17.000 kg per masa laktasi. Sapi ras tertentu menghasilkan lebih banyak susu dibandingkan ras lain. Rata-rata susu yang dihasilkan di Amerika Serikat adalah 9.164,4 kg per ekor per tahun, tidak termasuk susu yang dikonsumsi anaknya.Sedangkan di Israel mencapai 12.240 kg berdasarkan data tahun 2009.
Usaha peternakan sapi perah di daerah tropis memiliki hambatan lebih, terutama akibat tingginya temperatur dan kelembaban yang tidak disukai oleh sapi perah. Di Cirebon, Jawa Barat, satu ekor sapi hanya menghasilkan maksimum sekitar 4.500 liter susu per ekor per masa laktasi. Keturunan sapi yang dikembangbiakkan di daerah tropis, meski jenis rasnya sama, menghasilkan susu lebih sedikit daripada induknya. Temperatur udara yang tinggi diketahui mengurangi penyerapan nutrisi pakan oleh sapi, sehingga berpotensi mengurangi produksi susu.Tingkat produksi susu umumnya dipengaruhi oleh tingkat stres sapi.
KEBUTUHAN NUTRISI SAPI PERAH
Nutrisi berperan penting dalam menjaga kesehatan sapi. Pemberian nutrisi yang tepat dapat meningkatkan produksi dan performa reproduksi sapi. Nutrisi yang dibutuhkan dapat berbeda-beda tergantung pada usia dan tahap pertumbuhan sapi. Hijauan, terutama rerumputan dan jerami merupakan jenis pakan yang paling banyak digunakan. Serealia seperti jelai juga banyak digunakan sebagai pakan tambahan di berbagai negara beriklim sedang, karena merupakan sumber protein, energi, dan serat yang baik.
Pemenuhan kadar lemak pada tumbuh sapi penting dalam menjaga produktivitas susu. Sapi yang terlalu gemuk atau terlalu kurus dapat menimbulkan masalah pada kesehatannya maupun sistem reproduksinya. Pemberian suplemen lemak diketahui dapat menguntungkan masa laktasi sapi. Suplemen lemak yang dimaksud terutama asam oleat yang ditemukan pada minyak kanola, asam palmitat yang ditemukan pada minyak sawit, dan asam linoleat yang ditemukan pada biji kapas, bunga matahari, dan kedelai. Pemberian suplemen lemak yang tepat juga dapat meningkatkan usia harapan hidup sapi.
Pemanfaatan produk samping dari suatu usaha budi daya tanaman, merupakan salah satu cara dalam mengurangi biaya pemberian pakan. Namun, jenis pakan yang diberikan tidak bisa sembarangan karena dapat menyebabkan penyakit. Daun jagung, daun kedelai, dan daun singkong dapat dijadikan pakan tambahan bagi sapi, yang kesemuanya merupakan produk samping pembudidayaan tanaman pertanian.
UMUR MAKSIMAL SAPI PERAH
Sapi dapat hidup hingga usia 20 tahun, tetapi sapi yang dibesarkan untuk diperah jarang sekali dipertahankan hingga usia tersebut karena ketika sapi perah tidak produktif, ia akan disembelih. Pada tahun 2009, setidaknya 19% stok daging yang disuplai oleh Amerika Serikat berasal dari sapi perah yang tidak produktif. Selain karena tidak lagi produktif, sapi perah yang sudah tua rentan terhadap penyakit seperti mastitis yang dapat memengaruhi kualitas susu yang dihasilkan.
Usia harapan hidup sapi perah sangat terkait dengan tingkat produksi susu. Sapi dengan tingkat produksi susu yang rendah dapat hidup lebih lama dibandingkan sapi dengan tingkat produksi susu yang tinggi, tetapi hal ini tidak menunjukkan seberapa menguntungkan sapi jenis tertentu. Sapi yang tidak lagi memproduksi susu dengan jumlah yang menguntungkan akan disembelih. Daging dari sapi perah tersebut biasanya berkualitas rendah sehingga hanya dijadikan daging terproses (sosis, dan sebagainya).
PENGHARGAAN UNTUK SAPI PERAH
Di India dan Nepal, masyarakat penganut agama Hindu memuja sapi sehingga menyembelihnya dapat dianggap berdosa. Penyembelihan sapi dilarang di sebagian besar India dan menjadi masalah yang dipertentangkan. Sapi perah yang tidak produktif dapat terlihat berkeliaran di jalanan kota dan dibiarkan begitu saja karena mereka akan meninggal karena sakit atau usia lanjut. Beberapa organisasi Hindu membangun rumah singgah khusus sapi yang disebut dengan Goshala untuk tempat peristirahatan terakhir.