Info Unik Seputar Berita Suriah, Ternak Sapi Digunakan Untuk Menyelundupkan Amunisi!

Terorisme adalah serangan-serangan terkoordinasi yang bertujuan membangkitkan perasaan teror terhadap sekelompok masyarakat. Berbeda dengan perang, aksi terorisme tidak tunduk pada tatacara peperangan seperti waktu pelaksanaan yang selalu tiba-tiba dan target korban jiwa yang acak serta seringkali merupakan warga sipil.

Menurut Detasemen Khusus 88 atau Densus 88, satuan khusus Kepolisian Negara Republik Indonesia untuk penanggulangan terorisme, ada banyak cara yang dilakukan untuk menebar teror.

Yang paling fenomenal adalah melalui serangan bom bunuh diri. Kemudian ada metode lain yang saat ini cukup populer yaitu melakukan penembakan brutal yang diarahkan kepada kerumunan massa ataupun tempat-tempat ramai. Para teroris ini umumnya bekerja diam-diam agar tidak diketahui oleh masyarakat disekelilingnya, khususnya pihak berwajib seperti Densus 88 yang akan langsung bertindak untuk meringkus mereka.

1001 cara menyembunyikan diri terus dikembangkan untuk mengelabuhi berbagai pihak. Mulai dari mengumpulkan bahan, merakit, hingga menentukan jadwal untuk melakukan aksinya. Ada yang menggunakan peralatan canggih, namun tidak sedikit yang masih mengandalkan cara tradisional. Sebagai contoh adalah salah satu info dari berita Suriah.

Demi menyelundupkan amunisi untuk para militan yang sedang dalam kepungan militer Suriah, seorang yang diduga teroris tega membedah seekor ternak sapi untuk menyembunyikan peluru didalam perutnya.

Menurut keterangan yang tertulis di berita Suriah tersebut, sejumlah tentara yang sedang berjaga di salah satu pos pemeriksaan mencurigai sebuah truk kecil yang mengangkut seekor ternak sapi yang penuh dengan bekas jahitan diperutnya. Ternak sapi itupun langsung disembelih dan dibedah. Ternyata dalam tubuh sapi terdapat 10 paket peluru.

Jika anda peternak yang sayang dengan sapi, bayangkan apa yang akan terjadi dengan paket peluru itu didalam perut sapi ? Didalam lambung, cairan pencernaan yang berupa asam klorida (HCl) yang sangat asam (tingkat keasamannya (pH) sekitar 2), akan langsung melarutkan dinding amunisi tersebut. Dalam waktu yang tidak terlalu lama, bubuk mesiu yang ada didalamnya akan langsung berhamburan didalam perut sapi.

Akibatnya, ternak sapi akan langsung keracunan dengan tanda-tanda yang tampak antara lain : mengalami kejang, diare, airmata mengucur deras, sesak nafas, tidak mau makan, otot-otot bergetar, adanya rasa sakit dibagian perut (kolik), bahkan dapat terjadi kematian mendadak tanpa gejala klinis dalam waktu hanya beberapa menit setelah muncul tanda-tanda tersebut diatas.

Demikian info unik dari berita Suriah yang membuat miris para peternak dan  pemerhati hewan sapi. Kok tega ya?


Sumber :

  • voa-islamnews.com
  • m.tempo.co

Potensi Sapi Grati Untuk Memenuhi Kebutuhan Bahan Baku Minuman Dari Susu UHT

UHT adalah singkatan dari Ultra High Temperature, digunakan oleh industri untuk susu yang aman disimpan tanpa lemari pendingin. Susu UHT umumnya dapat bertahan selama 6-9 bulan sebelum dibuka. Syarat dari susu UHT berdasarkan standar Amerika adalah telah diproses secara thermal pada atau diatas 280 derajad Fahrenhait selama minimal 2 dertik, baik sebelum atau setelah pengemasan, sehingga menghasilkan produk yang memiliki masa simpan yang panjang. Baca selengkapnya...

Bagaimana Caranya Agar Mendapatkan Hasil Maksimal Dari Usaha Peternakan Sapi Potong?

Untuk dapat meningkatkan produksi ternak, maka peternak harus melakukan beberapa program, antara lain: penambahan indukan impor, pengembangan Hijauan Pakan Ternak (HPT), penanganan gangguan reproduksi, penyelamatan sapi betina produktif dan penanggulangan dan pemberantasan penyakit hewan. Baca selengkapnya...

Lumpy Skin Disease, Penyakit Yang Mulai Mengancam Peternak Sapi dan Kerbau di Indonesia

Lumpy Skin Disease (LSD) adalah penyakit infeksi kulit yang disebabkan oleh Lumpy Skin Disease Virus (LSDV). Virus ini umumnya menyerang hewan sapi dan kerbau. Belum ada laporan terkait kejadian LSD pada ruminansia lain seperti kambing dan domba. Kini kasus lumpy skin pada sapi dan kerbau sudah ditemukan di Indonesia. Tercatat ada 31 desa di Pulau Sumatera yang melaporkan kasus lumpy skin pada sapi dan kerbau ini. Diperlukan tindakan cepat agar penyakit infeksius tersebut tidak menyebar lebih… Baca selengkapnya...